Whulandary Herman pertama kali mengenal Nik Ibrahim melalui sahabat mereka masing-masing. Nik adalah seorang warga negara Malaysia. Memiliki perbedaan jarak yang tak dekat, tidak mencegah mereka untuk saling bertegur sapa melalui aplikasi pesan singkat. Tanggal 10 Februari 2017 menjadi hari pertama mereka bertatap muka secara langsung. Whulandary kala itu menghadiri acara pernikahan Miss Universe Malaysia, dan pertemuan pertama itu menjadi awal sebuah kisah yang tak terlupakan.
Tujuh bulan setelah mengumumkan pertunangan mereka, Nik pun mengumpulkan keberanian untuk secara resmi melamar Whulandary ke keluarganya. Sesuai dengan adat Malaysia, Nik bersama orang tuanya mendatangi keluarga Whulandary untuk menyampaikan niat Nik melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
Tepat satu tahun setelah mereka pertama kali bertemu, Whulandary dan Nik mengikat tali pernikahan di bawah cahaya bulan, dengan pemandangan Candi Borobudur dan Gunung Merapi yang mengagumkan. Pemenang Putri Indonesia tahun 2013 ini menyuguhkan konsep pernikahan yang kaya akan budaya Indonesia.
Pada malam pertama, tepatnya 9 Februari, Whulandary dan Nik menggelar welcome dinner. Acara yang bersifat kasual ini bertujuan untuk menyambut para tamu yang berasal dari luar kota, maupun luar negeri. Menyajikan hidangan khas Jawa, Whulandary pun menghadirkan kegiatan membatik dan membuat ketupat di mana para tamu dapat ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Wanita yang lahir di Kota Pariaman ini memiliki darah keturunan Minang. Namun, tak hanya adat Minang, pada acara ini Whulandary memadukan adat Jawa serta Sunda untuk memperlihatkan kekayaan budaya Indonesia. Untuk acara akad, keduanya kompak dengan pakaian berwarna putih. Nik mengenakan baju adat Malaysia, sedangkan Whulandary terlihat mengagumkan mengenakan kebaya khas Minang karya Anne Avantie, lengkap dengan Sunting Padang. Mengusung konsep tropical resort wedding, dengan latar belakang Candi Borobudur, malam itu dibuka dengan pertunjukkan tarian Padang dan tarian Malaysia yang mengundang decak kagum dari para tamu.
Area Plataran Borobudur terlihat memukau dengan hiasan ragam dedaunan hijau yang dipercantik dengan sentuhan bunga-bunga berwarna putih. Berbalutkan gaun putih yang elegan karya Anaz Khairunaz, Whulandary melenggang dengan anggun didampingi oleh Nik yang terlihat tampan mengenakan jas dari Brutus Rumah Mode.
Whulandary mengatakan bahwa pernikahannya merupakan perwujudan dari pernikahan impiannya. Ide yang ia buat bersama ibunya terbukti dapat menciptakan dua malam tak terlupakan, yang meninggalkan kenangan berharga di benak semua orang. (Auli Hadi) Foto: Reza Prabowo Photography
Tujuh bulan setelah mengumumkan pertunangan mereka, Nik pun mengumpulkan keberanian untuk secara resmi melamar Whulandary ke keluarganya. Sesuai dengan adat Malaysia, Nik bersama orang tuanya mendatangi keluarga Whulandary untuk menyampaikan niat Nik melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
Tepat satu tahun setelah mereka pertama kali bertemu, Whulandary dan Nik mengikat tali pernikahan di bawah cahaya bulan, dengan pemandangan Candi Borobudur dan Gunung Merapi yang mengagumkan. Pemenang Putri Indonesia tahun 2013 ini menyuguhkan konsep pernikahan yang kaya akan budaya Indonesia.
Pada malam pertama, tepatnya 9 Februari, Whulandary dan Nik menggelar welcome dinner. Acara yang bersifat kasual ini bertujuan untuk menyambut para tamu yang berasal dari luar kota, maupun luar negeri. Menyajikan hidangan khas Jawa, Whulandary pun menghadirkan kegiatan membatik dan membuat ketupat di mana para tamu dapat ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Wanita yang lahir di Kota Pariaman ini memiliki darah keturunan Minang. Namun, tak hanya adat Minang, pada acara ini Whulandary memadukan adat Jawa serta Sunda untuk memperlihatkan kekayaan budaya Indonesia. Untuk acara akad, keduanya kompak dengan pakaian berwarna putih. Nik mengenakan baju adat Malaysia, sedangkan Whulandary terlihat mengagumkan mengenakan kebaya khas Minang karya Anne Avantie, lengkap dengan Sunting Padang. Mengusung konsep tropical resort wedding, dengan latar belakang Candi Borobudur, malam itu dibuka dengan pertunjukkan tarian Padang dan tarian Malaysia yang mengundang decak kagum dari para tamu.
Area Plataran Borobudur terlihat memukau dengan hiasan ragam dedaunan hijau yang dipercantik dengan sentuhan bunga-bunga berwarna putih. Berbalutkan gaun putih yang elegan karya Anaz Khairunaz, Whulandary melenggang dengan anggun didampingi oleh Nik yang terlihat tampan mengenakan jas dari Brutus Rumah Mode.
Whulandary mengatakan bahwa pernikahannya merupakan perwujudan dari pernikahan impiannya. Ide yang ia buat bersama ibunya terbukti dapat menciptakan dua malam tak terlupakan, yang meninggalkan kenangan berharga di benak semua orang. (Auli Hadi) Foto: Reza Prabowo Photography
Author
DEWI INDONESIA
RUNWAY REPORT
Laras Alam Dalam DEWI's Luxe Market: "Suara Bumi"
RUNWAY REPORT
Mengkaji Kejayaan Sriwijaya Bersama PT Pupuk Indonesia