Tahun 2009 memiliki makna yang sangat berarti bagi pasangan Sophia Hage dan Dimas Subagio, putra dari pengusaha Subagio Wirjoatmodjo dan Inti Subagio. Tepatnya satu hari sebelum umat muslim melaksanakan ibadah puasa di tahun itu, mereka bertatap muka dalam satu kesempatan, yang tidak disia-siakan Dimas untuk melakukan proses pendekatan pada Sophia. Tidak butuh waktu lama hingga akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih.
Namun keputusan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan tidak lantas mereka lakukan dengan ketergesaan. Lima tahun lamanya mereka nyaman menjadi sepasang kekasih, sebelum akhirnya merasa yakin untuk melangkah sehidup semati berdua. “Mungkin lebih tepatnya karena kami melihat hubungan ini sebagai sebuah proses. Semua dilakukan secara sadar. Jadi, ketika akhirnya kami berpikir sudah saatnya menikah, maka itu lah yang akan kami lakukan selanjutnya,” jelas Dimas.
Dari hasil diskusi berdua, kemudian cincin pertunangan pun dipesan bersama. Namun meski semua terlihat direncanakan secara matang, bukan berarti cerita cinta mereka tidak kaya akan kejutan. Seperti yang terjadi ketika Dimas memutuskan untuk melakukan lamaran kejutan bagi Sophia. Ketika itu, Dimas berhasil mengajak Sophia untuk datang ke tengah Bundaran HI, landmark ibukota Jakarta sekadar untuk menikmati suasana kota dengan cara berbeda. Dimas bahkan membawakan cokelat untuk mereka nikmati bersama. “Sedang asyik makan cokelat, tiba-tiba Dimas mengeluarkan speaker wireless dan memutar soundtrack film animasi “Up” yang menjadi kesukaan saya. Belum selesai rasa kaget saya, Dimas lalu mengeluarkan cincin pertunangan yang seharusnya kami ambil berdua, kemudian berlutut dan meminang saya ditemani deru kendaraan lalu lalang di tengah kota,” kenang Sophia sembari tersenyum simpul. Ternyata, Dimas yang humoris itu memiliki sisi romantis yang membuat Sophia kian mencintainya.
Persiapan pernikahan dilakukan satu tahun sebelumnya. Namun meski telah disiapkan jauh hari, jangan harap prosesnya juga jauh dari kejutan-kejutan unik. Tiga bulan sebelum hari sakral tersebut, Dimas ingin mengubah lokasi pernikahan. Rencana awalnya, pernikahan akan dilangsungkan di Rumah Imam Bonjol, venue yang menjadi lokasi pernikahan kakak-kakak Dimas sebelumnya. Namun mendadak, Dimas menginginkan pernikahan dilangsungkan di Bali. “Sebagai orang yang selalu terorganisir, saya jelas kaget mendengar permintaan Dimas,” ujar Sophia yang berprofesi sebagai dokter. Ya, karakter Dimas memang cenderung bertolak belakang dengan sifat Sophia yang tenang dan terencana. “Dimas memang orangnya spontan, tapi berada di dekatnya sangat nyaman dan menyenangkan,” ujar Sophia.
Setelah berkompromi, akhirnya Sophia setuju untuk mengubah lokasi pernikahan. Perubahan mendadak itu tidak menghalangi keduanya untuk secara detail mempersiapkan segala sesuatu. Maka pada 10 Mei 2015, digelarlah acara pernikahan mereka di sebuah vila privat di area Tanjung Benoa, Bali. (Pritha Moniaga) Foto: Dok. Sophia Hage