Bentuk dan ukuran gigi menentukan tampilan senyum seseorang. Apakah itu menjadi terlihat feminin, maskulin, muda, tua, tegas, ramah, dan sebagainya. Sehingga, melakukan prosedur kosmetik gigi tidak bisa disamaratakan, melainkan harus didesain secara individual, yakni dengan menyesuaikan elemen-elemen wajah lainnya seperti bentuk rahang, warna kulit, bentuk wajah, kondisi gigitan, dan sebagainya. Oleh karena itu, penting untuk memahami kondisi gigi sendiri lalu mengonsultasikannya kepada dokter gigi. Kemudian, barulah Anda mengetahui apa prosedur yang tepat untuk dilakukan untuk membuat senyum Anda semakin memukau.
Whitening
Proses pemutihan gigi sudah sangat populer dan awam. Beberapa orang melakukannya untuk menghilangkan noda di gigi. Beberapa yang lain melakukannya untuk memiliki warna gigi yang lebih putih. Gigi yang menguning atau bernoda biasanya disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, kopi, teh, dan rokok, atau sebab alami seperti faktor usia. Caranya sangat sederhana, hanya dengan mengoleskan gel yang mengandung hydrogen peroxide pada permukaan gigi. Tentu dengan dosis yang aman di mulut. Prinsip kerjanya seperti bila Anda menggunakan krim wajah, harus rutin dan di-maintain. drg. Astrid menyarankan agar whitening dilakukan selama dua jam di klinik gigi, kemudian dilanjutkan dua minggu di rumah untuk mempertahankan warnanya. Setelah itu bisa dilanjutkan cukup sebulan sekali di rumah.
Orthodonti
Susunan gigi atas ataupun bawah yang maju, susunan gigi yang tak teratur, ataupun gigi renggang menyebabkan seyum menjadi kurang menarik. Sehingga, orang-orang dengan problem ini disarankan untuk melakukan perawatan orthodonti. Perawatan ini untuk memperbaiki posisi gigi dengan alat lepasan atau alat cekat. Tujuan utamanya untuk mendapatkan tampilan susunan gigi dan wajah yang sedap dipandang secara estetika, dengan fungsi yang baik serta mempertahankan posisi gigi tetap stabil. Caranya bisa dengan banyak teknik, seperti kawat gigi atau invisalign yaitu braces yang berwarna bening dan bisa dicopot kemudian dipasang kembali. Perawatan ini sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi spesialis orthodonti.
Bonding dan Contouring
Perawatan ini masih terbilang konservatif karena masih menggunakan gigi asli. Bonding biasanya dilakukan pada gigi yang berliku, bentuk tidak proporsional, atau saling tumpang tindih namun tingkat keparahannya masih terbilang sangat minor. Secara umum, tujuan perawatan ini untuk menyesuaikan panjang-pendeknya gigi, bentuk, juga posisi gigi. Contouring berfungsi untuk membantu mengoreksi problem minor seperti masalah gigitan. Prosedur kosmetik gigi ini menggunakan bahan yang biasa dipakai proses penambalan. Bahan tambal ini diukir langsung di dalam mulut untuk mendapatkan bentuk yang dikehendaki. Kemudian, bila diperlukan, akan dilakukan pengasahan yang hanya boleh dilakukan pada lapisan email. Pengasahan tidak boleh berlebihan karena bisa menyebabkan ngilu permanen.
Veneer
Ide awal adanya veneer adalah untuk memperbaiki bentuk gigi yang rusak agar kembali seperti sedia kala. Veneer adalah lapisan tipis yang terbuat dari porselen atau bahan tambal yang ditempelkan pada gigi untuk mengubah bentuk atau warna gigi. “Veneer harus duduk di gigi yang sehat. Jadi, apabila ditemukan infeksi, maka harus ditangani terlebih dahulu. Baru boleh melanjutkan kepada pemasangan veneer,” ujar drg. Devya. Veneer ada dua macam, yaitu direct veneer yang menggunakan bahan tambal, diukir langsung di dalam mulut, prosesnya lebih cepat (bisa satu kali kunjungan), tapi sewaktu-waktu warnanya bisa berubah. Yang kedua adalah indirect veneer, di mana proses pembuatannya dilakukan di laboratorium, menggunakan bahan porselen, dan lebih tahan lama. Prinsip kerjanya ibarat kuku palsu, veneer ditempel di lapisan gigi terluar/email. Untuk kasus yang berat, perawatan orthodonti perlu dilakukan untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan di masa depan.
Thineer
Beberapa tahun terakhir, teknologi porselen pada dunia dental semakin berkembang. Yang terbaru adalah thineer. Serupa seperti veneer, namun tidak ada pengasahan sama sekali pada thineer. Dan, tidak semua kasus bisa dilakukan metode ini. Thineer juga sangat tipis, ketebalannya hanya berkisar 0,3-0,5 mm. Fungsi thineer ini untuk mengisi sudut-sudut gigi yang longgar, atau penyesuaian lainnya yang tidak membutuhkan lapisan setebal veneer. Oleh karena teknologi ini masih sangat baru, tidak semua dokter gigi boleh melakukannya karena membutuhkan tingkat spesialisasi yang tinggi. (MEL) Foto: dok. Billy Jayadi
Whitening
Proses pemutihan gigi sudah sangat populer dan awam. Beberapa orang melakukannya untuk menghilangkan noda di gigi. Beberapa yang lain melakukannya untuk memiliki warna gigi yang lebih putih. Gigi yang menguning atau bernoda biasanya disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, kopi, teh, dan rokok, atau sebab alami seperti faktor usia. Caranya sangat sederhana, hanya dengan mengoleskan gel yang mengandung hydrogen peroxide pada permukaan gigi. Tentu dengan dosis yang aman di mulut. Prinsip kerjanya seperti bila Anda menggunakan krim wajah, harus rutin dan di-maintain. drg. Astrid menyarankan agar whitening dilakukan selama dua jam di klinik gigi, kemudian dilanjutkan dua minggu di rumah untuk mempertahankan warnanya. Setelah itu bisa dilanjutkan cukup sebulan sekali di rumah.
Orthodonti
Susunan gigi atas ataupun bawah yang maju, susunan gigi yang tak teratur, ataupun gigi renggang menyebabkan seyum menjadi kurang menarik. Sehingga, orang-orang dengan problem ini disarankan untuk melakukan perawatan orthodonti. Perawatan ini untuk memperbaiki posisi gigi dengan alat lepasan atau alat cekat. Tujuan utamanya untuk mendapatkan tampilan susunan gigi dan wajah yang sedap dipandang secara estetika, dengan fungsi yang baik serta mempertahankan posisi gigi tetap stabil. Caranya bisa dengan banyak teknik, seperti kawat gigi atau invisalign yaitu braces yang berwarna bening dan bisa dicopot kemudian dipasang kembali. Perawatan ini sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi spesialis orthodonti.
Bonding dan Contouring
Perawatan ini masih terbilang konservatif karena masih menggunakan gigi asli. Bonding biasanya dilakukan pada gigi yang berliku, bentuk tidak proporsional, atau saling tumpang tindih namun tingkat keparahannya masih terbilang sangat minor. Secara umum, tujuan perawatan ini untuk menyesuaikan panjang-pendeknya gigi, bentuk, juga posisi gigi. Contouring berfungsi untuk membantu mengoreksi problem minor seperti masalah gigitan. Prosedur kosmetik gigi ini menggunakan bahan yang biasa dipakai proses penambalan. Bahan tambal ini diukir langsung di dalam mulut untuk mendapatkan bentuk yang dikehendaki. Kemudian, bila diperlukan, akan dilakukan pengasahan yang hanya boleh dilakukan pada lapisan email. Pengasahan tidak boleh berlebihan karena bisa menyebabkan ngilu permanen.
Veneer
Ide awal adanya veneer adalah untuk memperbaiki bentuk gigi yang rusak agar kembali seperti sedia kala. Veneer adalah lapisan tipis yang terbuat dari porselen atau bahan tambal yang ditempelkan pada gigi untuk mengubah bentuk atau warna gigi. “Veneer harus duduk di gigi yang sehat. Jadi, apabila ditemukan infeksi, maka harus ditangani terlebih dahulu. Baru boleh melanjutkan kepada pemasangan veneer,” ujar drg. Devya. Veneer ada dua macam, yaitu direct veneer yang menggunakan bahan tambal, diukir langsung di dalam mulut, prosesnya lebih cepat (bisa satu kali kunjungan), tapi sewaktu-waktu warnanya bisa berubah. Yang kedua adalah indirect veneer, di mana proses pembuatannya dilakukan di laboratorium, menggunakan bahan porselen, dan lebih tahan lama. Prinsip kerjanya ibarat kuku palsu, veneer ditempel di lapisan gigi terluar/email. Untuk kasus yang berat, perawatan orthodonti perlu dilakukan untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan di masa depan.
Thineer
Beberapa tahun terakhir, teknologi porselen pada dunia dental semakin berkembang. Yang terbaru adalah thineer. Serupa seperti veneer, namun tidak ada pengasahan sama sekali pada thineer. Dan, tidak semua kasus bisa dilakukan metode ini. Thineer juga sangat tipis, ketebalannya hanya berkisar 0,3-0,5 mm. Fungsi thineer ini untuk mengisi sudut-sudut gigi yang longgar, atau penyesuaian lainnya yang tidak membutuhkan lapisan setebal veneer. Oleh karena teknologi ini masih sangat baru, tidak semua dokter gigi boleh melakukannya karena membutuhkan tingkat spesialisasi yang tinggi. (MEL) Foto: dok. Billy Jayadi