Semenjak pandemi, kegiatan wisata yang ditujukan untuk menenangkan diri dengan aktivitas seperti yoga dan meditasi ternyata mengalami peningkatan peminat. Kata “healing” yang secara umum berarti pemulihan pun menjadi disama-artikan dengan “liburan,” dengan penggunaan kata kunci “healing” seperti “healing ke Bogor” atau “healing ke Bali,” menjadi tren yang populer dalam pencarian ide liburan di Google. Berikut ini penjabarannya.
Tren liburan healing
Vania Anindiar, Travel Industry Analyst Google Indonesia, mengatakan bahwa penelusuran terkait ‘healing’ dan “desa wisata” meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Popularitas wisata dengan tema ‘healing’ ini pun membuat berbagai tujuan wisata yang lebih damai, terpencil, dan sepi semakin diminati.“Makna bepergian kini jadi lebih dalam, tak lagi sekadar menjadi aktivitas untuk melihat tempat-tempat baru. Ini adalah bentuk perawatan diri, momen menenangkan untuk melakukan refleksi diri, dan menjadi ‘me time’ yang sangat berharga,” ucapnya.
Vania juga menyebutkan adanya kenaikan volume pencarian sebanyak lebih dari 68% untuk kata kunci terkait ‘healing,’ untuk tujuan wisata sepanjang periode 2021 dibanding tahun 2021. Demikian pula halnya dengan penelusuran tempat-tempat wisata berikut ini:
+64% Kintamani
+34 % Lombok
+ 26% Danau toba
+22% Sabang
+30% Ijen
+33% Singkawang
+23% Bunaken
Tren wisata Workation
Selain tren wisata healing, Gaery Undarsa, Co-Founder & CMO, tiket.com, menyebutkan minat masyarakat yang masih tinggi untuk wisata staycation dan workation, yaitu liburan sambil bekerja atau bekerja sambil staycation di berbagai destinasi wisata. Tren workation hanya di Bali, tetapi juga di Jakarta dan kota-kota di sekitarnya. Mengenai tren wisata di Bali saat ini, Gaery juga menyebutkan harapannya untuk bisa membantu pemulihan turisme di sana. Menurutnya,“Dua tahun pandemi itu di Bali impact-nya besar sekali. Kalau sekarang ini saya lihatnya fokus recovery di tempat-tempat wisata yang memang diminati wisatawan. Beberapa destinasi seperti Canggu saya lihat recovery-nya lebih cepat dibanding tempat lain di Bali, tapi yang lain juga sudah mengalami peningkatan kunjungan. Yang penting pulih dulu saja turisme di Bali ini,” ujarnya.
Tren wisata hobi
Gaery juga menyoroti adanya ada tren wisata hobi, terutama olahraga dan liburan bertema alam. Hobi olahraga seperti diving, berlari, dan bersepeda menurutnya semakin banyak orang, yang bepergian ke berbagai tempat hanya untuk melakukan hobi-hobinya itu begitu juga dengan kecintaan orang-orang pada alam, yang dilakukan dengan camping atau glamping.“Yang saya perhatikan juga, sport tourism itu naik daun. Banyak daerah orang pergi ke berbagai daerah buat sepedaan, misalnya Magelang, Jogja, Bali itu populer. Lari juga sama. Diving belakangan ini mulai naik daun lagi,” katanya lagi.
“Wisata yang berhubungan dengan alam seperti camping atau glamping, juga trekking itu mulai populer juga. Mungkin karena pademi, ya, orang-orang baru tahu bahwa camping di Indonesia itu enak juga,” sambungnya.
Pemulihan wisata pascapandemi
Dari Google Destination Insights, terlihat tanda-tanda bahwa minat bepergian umumnya telah pulih. Untuk periode bulan Juni hingga Agustus tahun ini, minat pengguna di Indonesia terhadap perjalanan ke luar negeri dan tujuan domestik tahun ini naik 17% bila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019.Minat penelusuran untuk kategori "Akomodasi" juga mendorong pertumbuhan tersebut dengan kenaikan 21%, dan minat untuk Perjalanan Udara naik 11% pada periode yang sama. Minat wisatawan global terhadap Indonesia juga telah pulih signifikan, dengan minat perjalanan ke Indonesia (dari luar negeri) naik 36% tahun ini dalam periode tiga bulan yang sama (Juni hingga Agustus) tahun 2019.
Jadi, sudah menentukan akan liburan ‘healing’ ke mana jelang akhir tahun ini?
MARDYANA ULVA
Foto: Pexels
Topic
TravelAuthor
DEWI INDONESIA
RUNWAY REPORT
Laras Alam Dalam DEWI's Luxe Market: "Suara Bumi"