Nikmati Pesona Nusa Tenggara di Nihiwatu Resort Sumba Island
Nihiwatu Resort Sumba Island sajikan keindahan dan kehangatan khas Nusa Tenggara.
1 Jan 2016


4 / 5
Petualangan di  tanah surga ini dimulai sejak perjalanan udara  satu setengah jam dari Ngurah Rai-Bali ke bandar udara Tambolaka-Sumba. Ketika siang menjejak di Tambolaka,  air kelapa dingin dan mobil Hilux bak terbuka menjemput kedatangan kami. Tak berapa lama jiwa para penjelajah pun disiapkan untuk menerobos hutan tropis Sumba di atas mobil yang telah dimodifikasi menjadi kendaraan safari.

Mentari bersinar hangat. Pohon-pohon mahoni berjajar. Sepanjang perjalanan terlihat petak-petak Uma Bokulu (rumah-rumah tradisional Sumba). Mobil mendaki dan menuruni lembah. Para bocah dengan wajah lugu melambaikan tangan-tangan kecil mereka, diiringi tawa dan sapaan ramah kala mobil kami melintas.  Suasana ini teramat langka dalam kehidupan warga perkotaan, sehingga membuat kami  membalas tiap lambaian mereka penuh senang.

Peluh perjalanan segera terbayarkan di , Nihiwatu Resort Sumba Island. Garis pantai dua setengah kilometer dan pasir putihnya telah memikat hati para pengembang, Claude dan Petra Graves,  pada tahun 1988. Selain pantai yang cantik, mereka juga menemukan ombak yang sempurna untuk peselancar. Mereka lantas membangun sebuah kawasan substansial yang tetap lekat dengan ekosistem di lingga alam ini, sekaligus menggerakkan yang terbaik dari komunitas lokal. Kemudian pasangan Graves menjalin kerja sama dengan  Christopher Burch dan James Mcbride untuk makin mengembangkan kawasan resor hening yang terletak di area seluas 560 hektar, yang  kelak memperolah keanggotaan prestisius dari Leading Hotel of the World pada tahun 2015 ini.

Nihiwatu berada di atas perbukitan yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Rangkaian vila teduh beratapkan jerami menyebar di berbagai penjuru. Begitu luasnya tempat ini, sehingga terbersit rasa khawatir akan tersesat. Namun, kekhawatiran itu sirna.  Para staf lokal dan personil internasional yang selalu tersenyum siap membantu. Bisa dikatakan, sesampai di Nihiwatu hampir semua kebutuhan vakansi telah terpenuhi. Tidak perlu repot mencari, karena yang Anda butuhkan adalah bertanya.  Butler dengan senang hati mengatur jadwal aktivitas, hidangan lezat akan tersedia, dan cerita tentang ragam budaya tanah Sumba mengalir. Anda tinggal duduk santai dalam vila yang ditata senyaman suasana damai di luar. Interior vila didesain dengan ornamen kayu, bambu dan rotan yang bersahaja, berdekorasi hasil kriya khas Sumba.

Beberapa hari berada di Nihiwatu menjadi pengalaman merasakan Sumba dari segala perspektif keindahannya. Debur ombak yang tiada henti terdengar dari pintu vila, yang  tak jauh dari tepi laut berpasir putih. Pantainya tersedia untuk berjemur, sedangkan lautnya yang bening dapat dinikmati dengan berselancar, menyelam, memancing atau mendayung sambil berdiri, sebagaimana yang dilakukan penduduk setempat. Para penggemar berkuda atau yang ingin sekedar mencoba tantangan berbeda dapat mewujudkannya di Sandalwood Stable, yaitu peternakan kecil kuda-kuda juara. Silakan Anda memacu adrenalin saat berkuda di pinggir pantai. Mungkin sambil mengandaikan diri berada di festival pacuan kuda Pasola (perayaan musim panen yang populer di Sumba Barat). Bagi pencari eskapisme, sangat disarankan untuk mencoba “Spa Safari” di Nihioka. Manjakan tubuh dalam sehari, seraya menatap latar tebing pantai dan ladang padi. Atau mengucap salut pada Matahari dari Paviliun Yoga yang terletak di pucuk tertinggi Nihiwatu. Tempat ini akan memberi sensasi relaksasi dengan panorama tepi langit yang paling memesona di kawasan resor. (ALD) Foto: Dok. Nihiwatu
 

 

Author

DEWI INDONESIA