Langit biru yang cerah mendampingi lapangan luas yang berhiaskan rumput hijau yang asri, pemandangan yang bagaikan sebuah lukisan ini menyambut kedatangan Dewi saat pertama kali menapakkan kaki di Barracks Hotel Sentosa Singapura. Gedung tua berwarna putih berdiri dengan gagah, selama tiga hari ke depan, Dewi akan memutar kembali waktu di hunian persembahan Far East Hospitality ini.
Pertama kali dibuka pada awal Desember 2019, The Barracks Hotel Sentosa mendiami bangunan peninggalan tentara Inggris selama periode kolonial. Seakan menjadi saksi bisu akan waktu yang tak pernah berhenti bergulir, gedung dua lantai ini pertama kali didirikan pada tahun 1904 dan dikenal sebagai Blakang Mati Artillery Barracks.
INTERIOR
Menggandeng arsitek Laurence Liew dari Artc Studio Architecture + Urbanism, Barracks Hotel Sentosa dipugar dengan tetap mempertahankan desain arsitek asli sang gedung bersejarah. Detail kecil yang mereka pertahankan terlihat pada bingkai jendela louver yang menggunakan kayu tradisional.
Di kamar tidur, desainer interior Kunio Iwata dari KKS Internasional menyuguhkan gabungan dunia lama dengan sentuhan modern yang memesona. Meja samping tempat tidur dihiasi dengan ragam barang antic yang menarik perhatian, lengkap dengan sebuah foto klasik para tentara berbaris di lapangan.
Headboard kulit yang membingkai kasur menjadi pengingat akan koper vintage yang kerap dipakai pada zaman itu, lengkap dengan detail tali kulit di samping. Kamar ini didominasi dengan palet warna hijau dan coklat, dipadukan dengan penggunaan kuningan, marmer, dan rotan. Kombinasi semuanya berhasil menawarkan suasana hangat dari perpaduan dekorasi bergaya kuno dan modern yang selaras.
Ketika hujan telah reda, sinar matahari yang kembali hadir seakan mengalir dengan syahdu melalui pintu buram yang terdapat di kamar. Pintu yang terletak di ujung kamar ini akan membawa Anda menuju ke beranda pribadi, jika Anda beruntung, beberapa kamar mendapatkan akses langsung ke kolam renang yang terletak di bagian belakang gedung.
PERJALANAN PENUH SEJARAH
Sentuhan sejarah tidak hanya terasa melalui arsitektur hotel saja. Masa lalu turut dirayakan melalui memorabilia yang dipamerkan di dinding, menghiasi koridor hotel. Pengunjung pun dapat mengikuti pengalaman tur sejarah yang menceritakan sejarah bangunan ini dan Pulau Sentosa di zaman kolonial yang diadakan dua kali sehari.
Berada di hotel ini bisa membuat Anda melupakan sejenak kehidupan yang serba cepat. Rasanya memang tak perlu terburu-buru mengingat lokasinya yang strategis memberikan Anda kebebasan untuk mengeksplorasi Sentosa lebih mudah, salah satunya Resort World Sentosa yang hanya berjarak lima menit berjalan kaki.
PENGALAMAN MENYANTAP TEH ARTISAN
Waktu terasa berhenti ketika Anda berada di hotel ini, awan-awan putih seketika berubah menjadi kelabu. Bunyi rintik hujan yang tak berhenti rasanya menjadi irama sempurna ketika kami menikmati hidangan High Tea yang disajikan di area ruang makan utama, The Living room, setiap harinya pukul 14.00-16.00. Ditemani oleh ragam kue tradisional, beberapa pilihan teh yang dikurasi khusus oleh Pryce Tea ini juga dapat ditemukan di kamar Anda, bersamaan dengan Nespresso untuk mereka yang lebih menyukai kopi.(AULI HADI) Foto: Dok. Barracks Hotel
Pertama kali dibuka pada awal Desember 2019, The Barracks Hotel Sentosa mendiami bangunan peninggalan tentara Inggris selama periode kolonial. Seakan menjadi saksi bisu akan waktu yang tak pernah berhenti bergulir, gedung dua lantai ini pertama kali didirikan pada tahun 1904 dan dikenal sebagai Blakang Mati Artillery Barracks.
INTERIOR
Menggandeng arsitek Laurence Liew dari Artc Studio Architecture + Urbanism, Barracks Hotel Sentosa dipugar dengan tetap mempertahankan desain arsitek asli sang gedung bersejarah. Detail kecil yang mereka pertahankan terlihat pada bingkai jendela louver yang menggunakan kayu tradisional.
Di kamar tidur, desainer interior Kunio Iwata dari KKS Internasional menyuguhkan gabungan dunia lama dengan sentuhan modern yang memesona. Meja samping tempat tidur dihiasi dengan ragam barang antic yang menarik perhatian, lengkap dengan sebuah foto klasik para tentara berbaris di lapangan.
Headboard kulit yang membingkai kasur menjadi pengingat akan koper vintage yang kerap dipakai pada zaman itu, lengkap dengan detail tali kulit di samping. Kamar ini didominasi dengan palet warna hijau dan coklat, dipadukan dengan penggunaan kuningan, marmer, dan rotan. Kombinasi semuanya berhasil menawarkan suasana hangat dari perpaduan dekorasi bergaya kuno dan modern yang selaras.
Ketika hujan telah reda, sinar matahari yang kembali hadir seakan mengalir dengan syahdu melalui pintu buram yang terdapat di kamar. Pintu yang terletak di ujung kamar ini akan membawa Anda menuju ke beranda pribadi, jika Anda beruntung, beberapa kamar mendapatkan akses langsung ke kolam renang yang terletak di bagian belakang gedung.
PERJALANAN PENUH SEJARAH
Sentuhan sejarah tidak hanya terasa melalui arsitektur hotel saja. Masa lalu turut dirayakan melalui memorabilia yang dipamerkan di dinding, menghiasi koridor hotel. Pengunjung pun dapat mengikuti pengalaman tur sejarah yang menceritakan sejarah bangunan ini dan Pulau Sentosa di zaman kolonial yang diadakan dua kali sehari.
Berada di hotel ini bisa membuat Anda melupakan sejenak kehidupan yang serba cepat. Rasanya memang tak perlu terburu-buru mengingat lokasinya yang strategis memberikan Anda kebebasan untuk mengeksplorasi Sentosa lebih mudah, salah satunya Resort World Sentosa yang hanya berjarak lima menit berjalan kaki.
PENGALAMAN MENYANTAP TEH ARTISAN
Waktu terasa berhenti ketika Anda berada di hotel ini, awan-awan putih seketika berubah menjadi kelabu. Bunyi rintik hujan yang tak berhenti rasanya menjadi irama sempurna ketika kami menikmati hidangan High Tea yang disajikan di area ruang makan utama, The Living room, setiap harinya pukul 14.00-16.00. Ditemani oleh ragam kue tradisional, beberapa pilihan teh yang dikurasi khusus oleh Pryce Tea ini juga dapat ditemukan di kamar Anda, bersamaan dengan Nespresso untuk mereka yang lebih menyukai kopi.(AULI HADI) Foto: Dok. Barracks Hotel