Kisah Sejarah Masjid Sultan Riau Pelopor Bangunan Masjid Berkubah di Indonesia
Masjid Sultan Riau merupakan satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau-Lingga yang masih ada dan ikon sejarah di Kepulauan Riau.
18 May 2016


1 / 2
Masjid ini dikenal juga dengan nama ‘Masjid Pulau Penyengat’. Keberadaan masjid ini sangat penting sebagai ikon sejarah di Kepulauan Riau. Ini karena Masjid Sultan Riau merupakan satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau-Lingga yang masih ada. Masjid ini berwarna kuning terang yang dipadukan warna hijau. Ukurannya 54 x 32 meter dengan bangunan induk 29,3 x 19,5 meter. Ada 13 kubah dan empat menara runcing setinggi 18,9 meter yang membuat Masjid Sultan Riau terlihat megah. Susunan kubahnya beragam dan dibagi menjadi tiga dan empat kubah. Jumlah kubah dan menaranya adalah 17, sebuah angka yang mencerminkan jumlah rakaat shalat. Masjid Sultan Riau adalah masjid pertama di Indonesia yang memakai kubah. Awalnya, masjid ini berupa bangunan kayu berlantai dua dengan lantai batu bata dan menara setinggi 6 meter. Kemudian saat masa pemerintahan Raja Abdurrahman, Yang Dipertuan Muda Riau VII, pada tahun 1831 – 1844 terjadi renovasi masjid. Perbaikan bangunan masjid ini melibatkan sekelompok masyarakat India yang datang dari Singapura. Turut dibantu masyarakat Riau sebagai tenaga pekerjanya. Setelah diperbaiki, Masjid Sultan Riau memiliki arsitektur unik dan warna kuning yang lebih menyolok. Luas kompleksnya berukuran 54,4 x 32,2 meter dan bangunan induk 29,3 x 19,5 meter. Kini, Masjid Sultan Riau ditopang empat tiang, dinding setebal 50 cm, dan lantai dari batu bata. (RR) Foto: Indonesia Travel

 

Author

DEWI INDONESIA