Kemewahan Panorama Yang Diberikan Oleh Hotel Alila Seminyak
Perpaduan antara hotel-kebun dan panorama alam, Alila Seminyak dapat menjadi destinasi yang tepat ketika Anda berkunjung ke Bali.
29 Jul 2016


Keramaian kawasan Petitenget yang berhias deretan bistro, butik indie, restoran, kafe dan toko perlengkapan rumah ataupun cenderamata berseni sirna dalam beberapa menit di ujung salah satu jalan di tengah permukiman. Suasana kota yang sibuk berganti suasana santai dan nyaman di Alila Seminyak, sebuah hotel bergaya tropis modern. Alila, yang berarti ‘kejutan’ dalam Bahasa Sanskerta,  hanya berjarak  sekitar 30 menit berkendara dari bandar udara internasional Ngurah Rai. Lobinya menyerupai ruang tamu lapang dan terbuka, berhias tumbuhan hijau segar yang menjalar pada dinding-dinding dan langit-langit, dengan pemandangan luas ke arah laut hijau kebiruan dan udara segar  terasa mengalir  di sini. Meski registrasi telah selesai, rasanya enggan beranjak dari sofa untuk bergegas menuju kamar.Di meja-meja lobi tersedia krim pelembab dan pelindung kulit bagi mereka yang tidak sabar ingin menyusuri pantai.Wangi serai tercium dari produk Alila Living ini. Segar. Distingtif.
Andaikata memilih penerbangan pagi ke Bali dan tiba menjelang jam makan siang, restoran hotel dapat menjadi pilihan tempat untuk bersantap. Tiada ingin menyia-nyiakan waktu mengagumi laut?Coba saja mengambil meja di berandanya.Dari sini, laut semakin dekat. Bagi penyuka ikan,  jangan luput memesan  mahi mahi, demikian ikan bakar berbumbu itu dinamai. Dagingnya terasa manis alami di lidah, karena hasil tangkapan nelayan tadi pagi. Smoked tangerine chicken yang asam segar dan tong seng yang dagingnya begitu lembut turut memanjakan indra pengecap hingga mengenyangkan bila dimakan dengan nasi. Di buku menu ada porsi favorit bagi yang tak berpantang, yakni Gede’sbeer fed crispy skin pork belly yang dilumuri saus tamarind hoi sin itu menggiurkan. Sambal terung ataupun brokoli saus bawang putih bahkan terasa lebih lezat.Penutupnya? Kintamani luwak coffee ice creamakan menyempurnakan pengalaman kita dengan rasa.
Arsitektur  hotel  memperlihatkan perpaduan desain dan fungsi. Perancangnya, Gaurang Khemka, arsitek keturunan India yang berbasis di Singapura.Di lorong menuju kamar, di antara pilar-pilar beton yang membingkai pemandangan alam tampak terali-terali baja terpasang sebagai tempat bergerak serta bertumpu tumbuhan rambat untuk mewujudkan interior berkonsep hotel-kebun.  Ketika seseorang melangkah di lorong tersebut, laut, jalanan, taman, dan langit di luar sana seolah teman. Interior dan suasana luar menemukan kesinambungannya, bersinergi.
Alila Seminyak terdiri dari empat rangkai bangunan yang terinspirasi rumah tinggal keluarga tradisional Bali, menaungi 240 kamar tapi 175 yang telah beroperasi.Dua bangunannya menghadap laut dan pantai. Sebuah bangunan berisi 35 kamar menjadi area khusus untuk pasangan berbulan madu, sehingga anak di bawah usia 12 tahun tidak boleh masuk ke situ. Bangunan terakhir yang belum rampung berisi superior room untuk memenuhi kebutuhan mereka yang pragmatis dan berusia muda.  Sejak dibuka awal Oktober tahun lalu, ia memperoleh sejumlah julukan, antara lain satu dari 101 destinasi impian di Newsweek Special Issue UK 2015 dan Hot New Hotel in Asia in 2015 di The Australian Travel .
Sebuah lukisan panorama! Kesan tadi barangkali tebersit di benak penghuni kota-kota besar  saat membuka pintu kamar yang menghadap jendela kaca, yang serta-merta menyuguhkan keindahan laut. Begitu menjejakkan kaki di beranda itu, angin sepoi menyentuh kulit.Anda mungkin tak sabar menyongsong ombak yang membuih, melangkah di pasir dengan kaki-kaki telanjang.Pantai ini terlihat bersih, tenang, dan bebas dari penjaja cenderamata.Pasangan yang bergandengan mesra sesekali melintas.Seseorang berenang di tepian.Ada pula yang berjalan menyusuri pantai sendiri.
Malam hari adalah waktu berpesta dengan teman atau sekadar bersantai dengan pasangan. Di Beach Bar, nama sederhana untuk bar hotel yang memang menghadap ke pantai, segelas spicy cha margarita yang segar berpadu pedas togarashi layak dicoba. Ia hanya satu dari 21 koktail racikan Carlos, sang pramutama asal Mexico.  Di sela-sela tegukan, cicipi ciabatta dengan dip atau saus kental tomat serta sosis domba, yang membuat perut terisi tanpa merasa terlalu kenyang.Musik mengalun, menghentak.Lampu-lampu temaram, sedangkan permukaan dari laut yang purba berkilau oleh cahaya. Di halaman yang tak jauh dari lokasi bar,  siluet pura seolah menandai jejak peradaban lampau. Semua itu mencipta atmosfir eksotis sekaligus romantis.
Sebelum tidur, biar saja jendela-jendela kamar tak ditutupi tirai-tirainya agar cahaya matahari pagi kelak menjadi penanda waktu. Beryoga di waktu pagi, lalu menikmati air hangat di bak rendam  dan menghabiskan sarapan menjadi ritual sebelum pergi naik VW Combi tahun 1980-an yang difungsikan sebagai kendaraan pelesir. Kali ini suasana kota hadir. Mobil meluncur di jalanan ramai.Berhenti sejenak di butik untuk menemukan gaun pesta nanti malam atau menyeruput kopi sedap di kafe tentu menyenangkan.Namun, tak berapa lama, rasanya ingin cepat kembali ke surga kecil yang tersembunyi itu.Kemewahan rupanya setara dengan kesempatan untuk memperoleh pengalaman indah dan mengulanginya lagi.(LC), Foto: Dok. Alila Seminyak
 

 

Author

DEWI INDONESIA