Pagi itu matahari sangat bersemangat menyinari belahan timur bumi Nusantara. Meski masih pukul 07.30, tapi terik sinarnya terasa menyengat kulit di Pelabuhan Kalabahi. Cuaca terlihat berkabut, karena efek kondensasi dari matahari yang memanaskan air laut. Kawasan Teluk Mutiara tempat pelabuhan ini berada diselimuti asap putih yang bergerak perlahan. Sebelum nahkoda kapal mengizinkan penumpang naik, mata kami bebas menjelajah tiap sudut. Barisan bukit hijau tampak membeku. Beberapa burung besar melintas. Rasanya seperti tengah menyaksikan salah satu kisah fantasi JRR Tolkien, saat Frodo Baggins berada di ujung pelabuhan, hendak meninggalkan Middle Earth menuju Undying Lands.
Itulah tanah Alor, kabupaten yang terdiri dari gugusan 15 pulau di ujung timur Nusa Tenggara Timur. Selama empat hari berkunjung atas undangan Bupati Alor, Amon Djobo, dewi seolah berada di alam kisah-kisah dongeng. Alam alor memang begitu indah, perawan dan nyaris tak tersentuh pelancong. Kebersahajaan filosofi hidup masyarakatnya pun membuat kisah perjalanan wisata kali ini terasa sangat bermakna. (WS) Foto: Dok. Jane Djuarahadi
Itulah tanah Alor, kabupaten yang terdiri dari gugusan 15 pulau di ujung timur Nusa Tenggara Timur. Selama empat hari berkunjung atas undangan Bupati Alor, Amon Djobo, dewi seolah berada di alam kisah-kisah dongeng. Alam alor memang begitu indah, perawan dan nyaris tak tersentuh pelancong. Kebersahajaan filosofi hidup masyarakatnya pun membuat kisah perjalanan wisata kali ini terasa sangat bermakna. (WS) Foto: Dok. Jane Djuarahadi