Nama gedung yang berada di sudut jalan Jalak Harupat dan jalan Salak Bogor ini diambil dari bahasa Sunda yang berarti ‘botak’ dan itu merujuk pada kubah gedung berwarna putih yang berbentuk bulat. Gedung Blenong ini mulai dibangun pada 1870 dan baru benar-benar selesai pembangunannya 17 tahun kemudian, tepatnya pada 1887. Awalnya bangunan itu digunakan sebagai rumah tinggal oleh Hn. Bakker, seorang administrator di sebuah perusahaan Belanda, N. V. John Pert en Co dan tinggal di situ hingga 1928. Gedung itu dijual pada seorang Belanda bernama Gr. Henner yang menempatinya hingga 1940, sebelum kemudian beralih fungsi menjadi asrama tentara. Sempat kembali menjadi hunian milik H. K. M. Meitzi Farre, adik dari Kapten Pierre Tendean, salah satu pahlawan revolusi, Gedung Blenong kini menjadi kantor Badan Pertanahan Nasional Bogor hingga saat ini. (ISA) Foto: Dok. Raiyani Muharramah