Cerita Wisata Pastry Chef Talita Setyadi ke Kunming dan Taipei
Simak cerita wisata seru pemilik toko roti, kafe serta pastry chef Talita Setyadi saat bertandang ke Kunming dan Taipei.
9 Sep 2015


2 / 5
Baru-baru ini, pastry chef Talita Setyadi bertandang ke Kunming dan Taipei. Ini cerita wisatanya.

Anda baru pulang dari?
Kunming di China daratan, dan Taipei di Taiwan.

Alasan Anda pergi ke sana?
Menengok makam kakek buyut saya. Tadinya ragu-ragu pergi karena BEAU, kafe/bakery saya di Grand Indonesia baru tiga minggu buka, setelah toko roti BEAU di Plaza Indonesia buka dua bulan sebelumnya. Rasanya dua tempat itu masih terlalu dini untuk ditinggal pergi jauh. Tapi pergi sejenak bersama keluarga ternyata baik bagi saya.

Hal menarik yang Anda temukan begitu sampai?
Airport di Kunming persis sekali dengan bandara Changi di Singapura, hanya saja jauh lebih sepi. Dan sebagai eksportir bunga terbesar di China, Kunming ini terlihat asri dengan hamparan sawah dan perkebunan. Sedangkan Taipei tak tahunya terlihat lebih kosmopolitan daripada Hong Kong. Dan kalau Anda punya visa AS yang masih berlaku, bisa masuk Taiwan tanpa visa.

Apa saja aktivitas Anda di sana?
Pergi ke sumber air panas Mile yang jaraknya dua jam naik bus dari Kunming, dan ketika di Taiwan sempat pergi ke daerah pegunungan bernama Hualien, naik bullet train selama dua jam dari Taipei. Hualien terkenal sebagai penghasil marmer, sehingga saya pun bertandang ke pabrik marmer dan melihat banyak bangunan yang lantainya terbuat dari pecahan batu tersebut.

Restoran dan kafe yang Anda ingat?
Din Tai Fung di Taipei 101, flagship jaringan restoran tersebut. Meskipun di Jakarta juga ada, tetapi saya perhatikan yang di Taipei ini xiao long bao-nya berkulit jauh lebih tipis dan tidak mudah sobek. Saya juga mencoba Voodoo Doughnut yang berlisensi dari Portland, Oregon. Voodoo doll jelly doughnut dan donat bacon maple, sempat saya cicipi untuk menuntaskan rasa penasaran saja.

Inspirasi yang Anda dapatkan untuk pekerjaan?
Kunjungan ke The Mandarin Cake Shop di Mandarin Oriental Taipei, untuk makan kue-kue buatan Frank Haasnoot sang World Chocolate Master. Ada Mont Blanc Taro –pastry klasik yang aslinya berisi chestnut, dan Apricot serta Ponkam petite gateau. Saya suka sekali karena keseimbangan cita rasanya. Segar dan terasa bahwa dibuat dengan kemampuan teknik yang tinggi.

Makna perjalanan ini bagi Anda?
Saya seperti diingatkan bahwa berkumpul dengan keluarga adalah momen langka yang tak boleh dilewatkan, walaupun pekerjaan rasanya tak bisa ditinggal. Perjalanan darat di sekitar Kunming dan Taipei, juga memberi saya waktu untuk membaca buku. Power of Now: A Guide to Spiritual Enlightenment karya Eckhart Tolle, menginspirasi saya untuk lebih tenang menghadapi krisis dan tidak khawatir tentang masa depan.

 (MUTHI KAUTSAR) Foto: Dok. Talita

 

Author

DEWI INDONESIA