Anda yang hobi traveling mungkin merasa tersiksa saat harus berdiam diri dalam jangka waktu yang lama atau tak menentu seperti saat ini. Diam di rumah adalah keputusan yang tepat, dan akan ada waktunya di masa depan di mana Anda bebas bertualang lagi. Untuk sementara, coba buka beberapa buku bertema travel untuk meredam si travel bug dalam diri.
Sejak dulu saya doyan melahap travel literatures. Umumnya berupa cerita non-fiksi/memoar, saya selalu hanyut ke dalam setiap kisah dan pengalaman yang tertuang di dalamnya. Sekarang jika saya akhirnya bisa punya kesempatan untuk mengunjungi sebuah kota atau negara baru yang saya impikan dan pernah saya baca di sebuah buku, saya suka membawa buku dengan cerita yang berlatar belakang kota/negara tersebut untuk dibaca di sana (kalau ada waktu, seringnya sih terbengkalai).
Anggap masa isolasi dan social distancing ini sebagai waktu yang tepat untuk lebih matang merencanakan destinasi pelesir Anda berikutnya, yang inspirasinya juga bisa didapatkan dari buku-buku ini. Berikut adalah beberapa yang jadi favorit saya.
A Year in Provence oleh Peter Mayle
Mungkin ini buku yang berjasa membuat saya jatuh cinta mendalam pada travel literature. Diterbitkan pada tahun 1989 dan ditulis oleh seorang mantan pekerja iklan yang memutuskan untuk pindah dari Inggris dan memulai hidup baru bersama istrinya di Provence, Prancis. Ceritanya berpusar pada setahun pertama mereka beradaptasi dengan lingkungan baru. Mulai dari proses pembangunan rumah dan kebun mereka, iklim yang terkadang ekstrim, etos kerja dan budaya yang lebih santai ala Mediterania, hingga pedagang truffle ilegal. Tak ketinggalan, narasi tentang beragam hidangan yang mereka santap di restoran-restoran Provence. Kisahnya ringan, hangat, dan lucu, dengan sentuhan sarkasme khas Inggris yang seringkali membuat saya terbahak-bahak. Mayle lalu melanjutkan kesuksesan buku pertamanya ini dengan tiga lagi kisah tentang kehidupannya di Provence, yakni Toujours Provence, Encore Provence, dan yang terbaru, My Twenty-Five Years in Provence.