Terletak di sekitar Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II sebelumnya ialah lokasi tempat tinggal Sultan. Ketika Penjajah mengalahkan Sultan, tempat tinggal tersebut turut dihancurkan dan Belanda membuat bangunan baru di lokasi tersebut yang digunakan untuk tempat tinggal Komisiaris Kerajaan Belanda di Palembang. Melihat bentuknya, banyak yang mengira bangunan ini seperti rumah adat Palembang karena berbentuk seperti rumah panggung dengan atap limasan dan lantai kayu. Anggapan tersebut tak sepenuhnya keliru. Dibangun pada era Politik Etis, Belanda memang memadukan unsur tradisional Indonesia dengan unsur budaya mereka di Eropa. Kelak, arsitektur jenis ini dikenal dengan Arsitektur Indis.
Warna putih dan penggunaan kaca lebar mendominasi bangunan. Ornamen-ornamen seni ukir yang ada ditujukan untuk membuat kesan agar rumah terlihat lebih luas dengan struktur horizontal. Bangunan tersebut dilengkapi oleh selasar terbuka dan dimensi ruang cenderung lapang. Selain menjadi museum yang menyimpan prasasti, kain songket Palembang, serta peninggalan arkeologi lainnya; kini Museum Sultan Mahmud Badaruddin II juga berfungsi sebagai kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang. (JAR) Foto: Indonesia Travel
Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta