Gangguan bipolar memang tak mudah dilacak, tak jarang banyak orang yang menderita sebelum akhirnya benar-benar terdiagnosis dan mendapatkan perawatan. Berikut gejala-gejala episode mania dan depresi dari pengidap bipolar disorder.
Gejala Episode Mania
Perubahan suasana perasaan:
Gejala Episode Depresi
Perubahan suasana perasaan:
Saat gejala-gejala di atas sangat terlihat, maka biasanya dokter ahli jiwa akan melakukan diagnosis dengan teknik wawancara dan psikotest untuk melihat kepribadiannya. Serangkaian obat-obatan akan diberikan untuk bisa mengatasi gejala-gejala bipolar disorder. Tapi respons dari setiap pengidap gangguan bipolar berbeda-beda. Biasanya, dokter akan melakukan psikoterapi (yang dikombinasi dengan obat-obatan), dikenal efektif mengontrol gejala-gejala gangguan bipolar. Mulai dari Cognitive Behavioral Therapy untuk melatih seseorang mengendalikan pikiran dan perilaku negatif yang destruktif, kemudian Family-focused therapy yang melibatkan anggota keluarga, melatih komunikasi antar anggota keluarga, hingga terapi interpersonal dan terapi sosial. Ada pula perawatan lainnya seperti Sad Electroconvulsive Therapy yang dilakukan apabila terapi obat dan psikoterapi tidak berhasil. Ini bisa diperuntukan untuk mengatasi gejala-gejala yang sangat hebat. (GN) Foto: Dachri M.S.
Gejala Episode Mania
Perubahan suasana perasaan:
- Bahagia berlebihan dalam jangka waktu yang panjang
- Sangat mengganggu lingkungan sekitar
- Bicara sangat cepat
- Banyak ide
- Tidak fokus
- Sangat gelisah
- Sedikit beristirahat tapi tidak merasa lelah
- Tidak realistis
- Impulsif
Gejala Episode Depresi
Perubahan suasana perasaan:
- Sedih dan putus asa berlebihan dalam jangka waktu yang panjang
- Tidak berminat melakukan apapun, termasuk seks.
- Merasa sangat kelelahan dan lamban
- Memiliki masalah konsentrasi, mengingat dan dalam mengambil keputusan
- Kebiasaan makan dan tidur yang berubah
- Cenderung ingin menyakiti diri sendiri dan bunuh diri
- Mudah marah
Saat gejala-gejala di atas sangat terlihat, maka biasanya dokter ahli jiwa akan melakukan diagnosis dengan teknik wawancara dan psikotest untuk melihat kepribadiannya. Serangkaian obat-obatan akan diberikan untuk bisa mengatasi gejala-gejala bipolar disorder. Tapi respons dari setiap pengidap gangguan bipolar berbeda-beda. Biasanya, dokter akan melakukan psikoterapi (yang dikombinasi dengan obat-obatan), dikenal efektif mengontrol gejala-gejala gangguan bipolar. Mulai dari Cognitive Behavioral Therapy untuk melatih seseorang mengendalikan pikiran dan perilaku negatif yang destruktif, kemudian Family-focused therapy yang melibatkan anggota keluarga, melatih komunikasi antar anggota keluarga, hingga terapi interpersonal dan terapi sosial. Ada pula perawatan lainnya seperti Sad Electroconvulsive Therapy yang dilakukan apabila terapi obat dan psikoterapi tidak berhasil. Ini bisa diperuntukan untuk mengatasi gejala-gejala yang sangat hebat. (GN) Foto: Dachri M.S.
Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta