Akhir-akhir ini, seruan untuk menjaga daya tahan tubuh atau meningkatkan imunitas semaking lantang terdengar. Berbagai tips hingga mitos pun ramai disirkulasikan lewat media sosial maupun pesan rantai, membuat kita overdosis informasi dan jadi sulit memilah mana yang benar dan mana yang salah atau kurang tepat.
Saya pun lalu mencolek teman saya, Mia Maria, seorang certified Culinary Nutrition Expert, dan bertanya mengenai imunitas, dilihat dari perspektif nutrisi secara menyeluruh. Mia mengatakan ada dua hal yang wajib dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita.
Yang pertama adalah vitamin D, dari matahari. Sejatinya, vitamin D adalah hormon serta salah satu nutrisi otak yang paling kuat. Di saat nutrisi otak kita optimal, otomatis stres akan berkurang. Stres akan memicu produksi hormon kortisol yang berlebih, bisa mengakibatkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah, mengganggu tidur dan mood Anda, mengurangi level energi, serta memicu diabetes—hal-hal yang juga dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Untuk mendapatkan vitamin D mencukup, Mia menyarankan untuk berjemur di bawah matahari setiap pagi. “Baiknya pada saat matahari terletak 45 derajat dari bumi, kalau di Indonesia itu sekitar jam 9-11 pagi. Lakukan selama 15 menit hingga maksimal 30 menit,” jelas Mia kepada saya. Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan berjemur ini harus dilakukan di luar ruangan, tanpa terhalang kaca karena kaca akan memfilter sinar UVB yang diperlukan tubuh untuk mensintesa vitamin D. Tidak perlu juga pakai sunblock, kecuali pada wajah jika mau.
Ternyata, posisi pun menentukan prestasi dalam berjemur. “Posisi berjemur harus membelakangi matahari agar tulang belakang kita terekspos sinar matahari. Karena tulang belakang kita menyerap paling banyak vitamin D,” ucap Mia. Oke, jadi, wajah cukup aman dari ancaman flek, pikir saya lega. Lalu bagaimana dengan suplemen vitamin D? “Yah, kalau terpaksa, misalnya tidak bisa keluar rumah atau bila sedang mendung. Tapi sinar matahari adalah sumber alami vitamin D yang jauh lebih baik,” imbuh Mia.
Selanjutnya yang penting adalah konsumsi lemak baik. “Lemak baik seperti Omega 3 ini juga merupakan nutrisi otak,” kata Mia. “Lemak baik akan membantu produksi sel-sel darah putih, yakni salah satu sel imun terkuat yang diperlukan tubuh untuk melawan hal-hal asing yang masuk ke dalam tubuh, misalnya virus.” Lemak baik bisa didapatkan dari makanan seperti ikan salmon, alpukat, minyak dan buah zaitun, kacang walnut, kelapa (daging atau santan), flaxseed, biji labu, wijen, dan chia seeds.
Dua hal ini wajib dilakukan bersamaan setiap harinya karena keduanya saling terhubung. “Pemecahan dan penyerapan vitamin D oleh tubuh bergantung pada lemak karena vitamin D adalah jenis vitamin fat soluble. Jadi jika Anda mengkonsumsi lemak baik, ada medium untuk penyerapan vitamin D,” tutup Mia. Jadi, mari memulai pagi hari dengan berjemur sebelum Anda beraktivitas di depan laptop atau komputer melakukan beragam conference call dan video meeting—mungkin sambil ditemani sepiring avocado toast. (Margaretha Untoro) Foto: Eddie Kopp, Le Buzz (Unsplash).