Masker Bukan Solusi
Salah satu informasi aawal yang muncul pasca menyeruaknya berita tentang COVID-19 adalah bahwa masker bisa menjadi salah satu cara mencegah penyebaran virus ini. Nyatanya, masker efektif mencegah penyebaran virus jika ia dikenakan oleh orang yang sakit. Sebab masker mencegah dahak, liur, atau lendir hidung dari orang yang sakit menyebar ke orang yang sehat di sekitarnya. Apalagi seperti pernyataan Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong tentang sifat COVID-19 yang menular melalui droplet alias bulir air, bukan Melalui partikel udara.
Sementara, ketika orang yang sehat mengenakan masker—apalagi secara tidak tepat—justru dapat meningkatkan risiko tertular. Salah satunya karena penggunaan masker bisa membuat orang lebih sering menyentuh wajahnya dan meningkatkan risiko penularan virus.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) salam situs resminya juga tidak merekomendasikan penggunaan masker oleh orang yang sehat. “Masker sebaiknya hanya digunakan oleh orang yang menunjukkan gejala COVID-19 untuk mencegah penularannya ke orang lain. Penggunaan masker juga penting bagi para petugas kesehatan dan orang yang bekerja sebagai perawat dan berinteraksi secara dekat dengan orang lain.”
Cuci Tangan dan Jaga Kebersihan
Dalam pernyataan resminya, Gan juga mengajak orang-orang untuk lebih menjaga kebersihan pribadi. Terutama mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan jangan menyentuh wajah.
CDC juga merekomendasikan hal serupa. Cuci tangan setidaknya selama 20 detik menggunakan sabun dan air mengalir. Apalagi setelah Anda pergi ke kamar mandi, sebelum makan, dan setelah bersin, bersin, atau membersihkan area hidung.
Jika kebetulan di tempat Anda berada tidak tersedia sabun dan air untuk mencuci tangan, Anda bisa menggunakan pembersih tangan dalam kemasan (hand sanitizer) yang mengandung sedikitnya 60% alkohol.