Seni Pahat dari Francesca DiMattio menjadi inspirasi utama desainer Tory Burch untuk deretan koleksi musim gugur-dingin 2020. Dengan menantang norma tradisional femininitas dari visi karya DiMattio, Burch menghadirkan interpretasi yang nampak manis dan minimalis.
Koleksi ini menerjemahkan definisi pakaian klasik dengan tema nostalgia yang menghiasi tiap lekatan cutting hingga silhouettes pada 42 tampilan dalam peragaan. Tampilan seperti saddlebag a la tahun ’70-an dan lekukan seperti akordion diinterpretasikan secara indah yang menegaskan definisi feminin dari Burch ini merupakan hasil eksplorasi yang masif.
Burch juga sembari menyajikan sejarah seni yang ia telah pelajari dalam mengenal karya legenda Judith Leyster. Pada catatan koleksinya ia menuliskan, “Banyak tantangan dalam norma yang ada, terkait konsep mengenai perempuan dan femininitas dan bias dan bias yang tidak disadari.”
Melalui koleksi ini, Burch memperjelas perbincangan dan pembahasannya mengenai topik Judith Leyster yang tulisannya disalah artikan usai ia tutup usia karena Judith adalah seorang perempuan. Burch mengatakan bahwa itu adalah tantangan seorang seniman perempuan yang telah kita lalui dari sejarah dan masih terjadi hingga saat ini.
Lain dari itu, Burch untuk koleksi ini menggunakan palet warna yang beragam. Dalam interpretasinya atas karya seni pahat DiMattio, ia menghadirkan warna kuning terang yang bercampur dengan warna mint dan pink pop serta berpadu tone krem, putih, hitam, dan biru tua.
Pola pada koleksi mempersembahkan seri keramik DiMattio yang diaplikasi dalam bentukan klasik seperti pattern floral dan abstrak. Untuk bahan pakaiannya, Burch masih rajin menggunakan kain katun sebagai material utama. Meski, pada koleksi kali ini harus berpadu dengan bahan satin sutera yang tampak mengkilap. (FH) Foto: Tory Burch