Seruan tema keindahan dan keeksotisan Gorontalo dari koleksi Hulontalo Binus Northumbria School of Design dapat terlihat dengan ragam pola interpretasi dari keenam label hasil kolaborasi para mahasiswa ini.
Dibuka dengan Berontak 1942 dari Julia Dian dan Ian Hugen, kita disuguhkan representasi tajuk hari ulang tahun Gorontalo dan sejarahnya. Penyisipan tersebut terlihat dari cara pakaian yang ditemakan all black, dengan konsen motif ukuran besar.
"Diadaptasi dari sejarah ulang tahun Gorontalo dan nilai-nilainya. Ini merepresentasikan kerja keras mereka dan semangat untuk berjuang," tulis mereka dalam catatan kaki koleksi ini. Dinamakan 'berontak' karena seluruh koleksinya membenang merahkan unsur keindahan dalam sebuah perlawanan.
Lalu, aksen dari filosofi tersebut dilanjutkan oleh Kontinu dari Karen Jeshanah dan Owen Kumala. Mereka bermain dengan geometris garis yang terstruktur dan membentuk pada pola gaun maupun celana koleksinya.
Kontinu menerjemahkan pilihan-pilihan bahan yang senda dengan alur ragam warna yang kontras dan penampilan silhouette detail yang selaras. Beberapa koleksi gaunnya pun juga simetris merefleksikan gambaran hewan khas Gorontalo, yakni burung Maleo Senkawor dan ikan paus.
Tak tertinggal koleksi untuk anak-anak dari Ulo yang colorful, hasil dari kolaborasi Ikyu Esjepe dan Joceline Salvia. Ulo adalah usungan penyegar dari interpretasi dengan warna vibran dan berani, juga mengadaptasi tekstur keunikan yang natural.
Terinspirasi dari kekayaan budaya yang dimiliki oleh provinsi Gorontalo. Mereka menghadirkan jejeran koleksi khusus untuk anak-anak dengan warna yang ceria dan paduan oranye yang mendominasi. (FH)
Dibuka dengan Berontak 1942 dari Julia Dian dan Ian Hugen, kita disuguhkan representasi tajuk hari ulang tahun Gorontalo dan sejarahnya. Penyisipan tersebut terlihat dari cara pakaian yang ditemakan all black, dengan konsen motif ukuran besar.
"Diadaptasi dari sejarah ulang tahun Gorontalo dan nilai-nilainya. Ini merepresentasikan kerja keras mereka dan semangat untuk berjuang," tulis mereka dalam catatan kaki koleksi ini. Dinamakan 'berontak' karena seluruh koleksinya membenang merahkan unsur keindahan dalam sebuah perlawanan.
Lalu, aksen dari filosofi tersebut dilanjutkan oleh Kontinu dari Karen Jeshanah dan Owen Kumala. Mereka bermain dengan geometris garis yang terstruktur dan membentuk pada pola gaun maupun celana koleksinya.
Kontinu menerjemahkan pilihan-pilihan bahan yang senda dengan alur ragam warna yang kontras dan penampilan silhouette detail yang selaras. Beberapa koleksi gaunnya pun juga simetris merefleksikan gambaran hewan khas Gorontalo, yakni burung Maleo Senkawor dan ikan paus.
Tak tertinggal koleksi untuk anak-anak dari Ulo yang colorful, hasil dari kolaborasi Ikyu Esjepe dan Joceline Salvia. Ulo adalah usungan penyegar dari interpretasi dengan warna vibran dan berani, juga mengadaptasi tekstur keunikan yang natural.
Terinspirasi dari kekayaan budaya yang dimiliki oleh provinsi Gorontalo. Mereka menghadirkan jejeran koleksi khusus untuk anak-anak dengan warna yang ceria dan paduan oranye yang mendominasi. (FH)