Romantisme Malam Hari di Koleksi Alexander McQueen A/W 2016 oleh Sarah Burton
Memakai banyak material yang biasa hadir di pakaian tidur wanita seperti sifon transparan dan sutra diaplikasikan Sarah Burton untuk menampilkan sisi romantis rumah Alexander McQueen.
22 Sep 2016


1 / 4
Di awal tahun ini, Alexander McQueen kembali masuk dalam kalender London Fashion Week Autumn-Winter 2016 setelah lima belas tahun Sarah Burton membawa peragaan pulang ke kampung halaman sang maestro. Akan tetapi ini bukanlah sesuatu yang radikal ataupun permanen. Pertimbangan Sarah lebih kepada sesuatu yang praktis dan logika. Karena saat itu ia sedang menunggu kelahiran anak ketiganya. Sarah tetap ingin selalu dekat dengan keluarga dan kerabatnya di saat penting dalam hidupnya, sekaligus aktif menjalankan perannya sebagai direktur kreatif Alexander McQueen.
Bertempat di the Royal Horticultural Halls, susunan tempat duduk dan panggung raga dirancang berliku, di mana tiap-tiap bagian koridor dibelah lajur benang tipis berikut  lampu temaramnya yang membangun atmosfer misteri.  Angan penuh keajaiban adalah ide yang ingin dikemukakan Alexander McQueen musim ini. Para perempuan yang hanyut di antara dunia mimpi dan realitas di mana mereka memetik suatu yang berharga dari petualangan hidup mereka. Mantel berkerah bulu yang disemat bordir cantik tampak absurd, seperti bibir beterbangan, kupu-kupu,  botol parfum, bunga-bunga, angsa, sampai dengan jam saku membuka peragaan ini. Emblem-emblem menarik yang kemudian menjadi detail utama untuk koleksi ini.
Sebuah romantisisme mistis ala Alexander McQueen yang tetap diusung sampai saat ini. Selain berwujud simbolis unik yang berulang, roman itu juga dijabarkan dalam siluet ultrafeminin. Seruan renda, sifon transparan, sutra, sampai dengan potongan-potongan busana yang mengaksentuasi tubuh wanita. “Seperti obsesi wanita dan bunga-bunga yang bermekaran di malam hari,” rangkum Sarah.  Imaji bunga sedap  malam dan melati memekik pada detail bustier kulit yang membalut terusan berenda dengan tepi bergelombang, sedang ilustrasi mekar bunga magnolia menghiasi terusan lugas dan mantel hitam kulit nappa. Infusi busana pria juga banyak dipinjam untuk potongan-potongan jaket dan setelan yang longgar dan melebar dengan bahu tegas.
Membawa rahasia kamar tidur keluar menjadi impresi yang dituangkan dalam koleksi gaun malam musim ini. Dimulai dari gaun-gaun ringan melambai yang mengingatkan akan lingerie sampai dengan jajaran gaun malam lekat badan yang menggunakan material tembus pandang. Formasi sulaman bebatuan dan payet yang dijahit tangan membentuk konfigurasi sinar mentari, bulan sabit, dan kuda unicorn. Menjadi perhatian saat busana penutup berjalan keluar, mantel seperti selimut berbordir taman bunga bermekaran lengkap dengan kupu-kupu, tertatah di atas material sutra yang bersama aksentuasi bulunya mengingatkan akan kemegahan imperial Tsarina. Ada naluri kelembutan di dalam koleksi yang didominasi warna hitam ini, mungkin juga intuisi Sarah Burton yang saat itu sedang mengandung atau seperti juga mendiang Alexander McQueen yang di balik karya spektakulernya menyimpan sisi yang sangat sensitif. (ALD) Foto: Dok. Alexander McQueen
 

 

Author

DEWI INDONESIA