Di tengah iruk-pikuk Brexit yang tak kunjung usai dan semakin tak pasti, Richard Quinn merespons persoalan tersebut melalui koleksi musim gugur teranyarnya. “Saya ingin membuat sesuatu yang berpusat di London, tetapi dengan referensi yang berasal dari dunia,” katanya seperti dilansir Vogue.
Sejak masa-masa sekolahnya di Central Saint Martin, Richard memang telah mengulik siluet ala Dior yang lebih sureal. Hasilnya lalu menjadi kanvas dasar tempat ia menumpahkan ragam warna serta pola nan ekstravagansa. Musim, ini eksplorasi siluetnya menampakkan ragam referensi dari perancang adibusana Perancis terbaik: mulai dari gaun-gaun pendek (short poufs), potongan leher dengan aksen syal, serta lengan balon gaya zaman Edwardian khas Christian Lacroix, gaya New Look dari Dior, detail kerut ala Ungaro, dan volume yang mengembang dengan warna-warna cerah khas Yves Saint Laurent.
Secara tak langsung, koleksinya semacam mengingatkan saling-silang sejarah Inggris dengan negara-negara Eropa lainnya. Jejak yang juga terekam dalam perpaduan estetika mode Inggris hari ini.
Namun, bukan itu satu-satunya yang membuat koleksi Fall/Winter 2020 Richard Quinn menarik. Melainkan usahanya untuk mengadaptasi estetika itu untuk pakaian laki-laki. Ekspreimennya diperlihatkan sejak tampilan model pertama yang keluar mengenakan setelan jas bertabur payet mutiara dengan detail rumit. Disusul dua pakaian serupa untuk perempuan. Kalimat “GOD SAVE THE QUINN” terpampang di bagian bawah gaun.
Selanjutnya Richard menampilkan beberapa pilihan desain lain untuk para laki-laki. Ada korset berpayet motif mawar, setelan jas pinstripe yang flamboyan, juga satu setel jas dengan motif dogtooth tweed yang terbuat dari payet-payet hitam dan perak.
Seluruh eksperimen Richard untuk koleksi ini mengaskan kembali karakter dan tawaran desain Richard Quinn di kancah mode Inggris. Gaun-gaunnya yang flamboyan telah menjadi favorit para selebritas yang berani bereksperimen dengan pakaiannya. Sementara gaun-gaun besar nan flowy rancangannya terbukti diminati perempuan dari berbagai usia dan bentuk tubuh.
Semangat Richard untuk terus bereksperimen ini didukung dengan kemampuannya mencetak segala jenis pola dan bahan di studionya. Oleh karena itu, semoga Richard tak membatasi dirinya pada motif-motif bunga besar yang telah menjadi ciri khas Richard Quinn. Akan menarik melihat bagaimana Richard Quinn mengembangkan kreativitasnya musim depan dengan segala sumber daya kreatif yang ia punya. (SIR). Foto: Richard Quinn.
Sejak masa-masa sekolahnya di Central Saint Martin, Richard memang telah mengulik siluet ala Dior yang lebih sureal. Hasilnya lalu menjadi kanvas dasar tempat ia menumpahkan ragam warna serta pola nan ekstravagansa. Musim, ini eksplorasi siluetnya menampakkan ragam referensi dari perancang adibusana Perancis terbaik: mulai dari gaun-gaun pendek (short poufs), potongan leher dengan aksen syal, serta lengan balon gaya zaman Edwardian khas Christian Lacroix, gaya New Look dari Dior, detail kerut ala Ungaro, dan volume yang mengembang dengan warna-warna cerah khas Yves Saint Laurent.
Secara tak langsung, koleksinya semacam mengingatkan saling-silang sejarah Inggris dengan negara-negara Eropa lainnya. Jejak yang juga terekam dalam perpaduan estetika mode Inggris hari ini.
Namun, bukan itu satu-satunya yang membuat koleksi Fall/Winter 2020 Richard Quinn menarik. Melainkan usahanya untuk mengadaptasi estetika itu untuk pakaian laki-laki. Ekspreimennya diperlihatkan sejak tampilan model pertama yang keluar mengenakan setelan jas bertabur payet mutiara dengan detail rumit. Disusul dua pakaian serupa untuk perempuan. Kalimat “GOD SAVE THE QUINN” terpampang di bagian bawah gaun.
Selanjutnya Richard menampilkan beberapa pilihan desain lain untuk para laki-laki. Ada korset berpayet motif mawar, setelan jas pinstripe yang flamboyan, juga satu setel jas dengan motif dogtooth tweed yang terbuat dari payet-payet hitam dan perak.
Seluruh eksperimen Richard untuk koleksi ini mengaskan kembali karakter dan tawaran desain Richard Quinn di kancah mode Inggris. Gaun-gaunnya yang flamboyan telah menjadi favorit para selebritas yang berani bereksperimen dengan pakaiannya. Sementara gaun-gaun besar nan flowy rancangannya terbukti diminati perempuan dari berbagai usia dan bentuk tubuh.
Semangat Richard untuk terus bereksperimen ini didukung dengan kemampuannya mencetak segala jenis pola dan bahan di studionya. Oleh karena itu, semoga Richard tak membatasi dirinya pada motif-motif bunga besar yang telah menjadi ciri khas Richard Quinn. Akan menarik melihat bagaimana Richard Quinn mengembangkan kreativitasnya musim depan dengan segala sumber daya kreatif yang ia punya. (SIR). Foto: Richard Quinn.