Bagi Miuccia Prada keperempuanan tidak lantas menegasi kekuatan. Dan teori itu menjadi premis utama koleksi Fall/Winter 2020 Prada rancangannya. Hal ini ia terjemahkan lewat perpaduan elemen-elemen yang menjadi simbol klise dari feminitas seperti rumbai-rumbai sutra dan payet berkilau dengan potongan-potongan pakaian yang identik dengak maskulinitas.
Jaket boxy yang dikencangkan dengan gesper dipadankan dengan rok beraksen rumbai. Sementara atasan dengan detail bib-front dihiasi untaian kristal yang tersambung di bagian bahu. Selain itu Miuccia juga menghadirkan hasil iterasinya akan jersey basket—satu lagi pakaian yang identik dengan kelaki-lakian.
Jersey-jersey itu dibuat Miuccia dengan panjang selutut, menjadikannya dress alih-alih atasan. Tak lupa hiasan berupa payet dan kepangan tali-temali sebagai sentuhan feminin, lengkap dengan sepatu hibrid sneaker-boot.
Miuccia juga tak melupakan ciri khas desainnya. Mulai dari jet beading, rok berumbai tebal dengan bordiran, lapisan tulle, hingga motif bunga lotus yang ia buat sebagai bentuk penghormatan akan Viennese Secession Movement. Elemen-elemen yang jika ditilik lebih lanjut memperlihatkan perspektif Miuccia Prada yang konsisten bahwa feminitas bisa sinonim dengan kekuatan dan kuasa. Bahwa pakaian-pakaian yang ia ciptakan sebisa mungkin mendorong kepercayaan diri mereka yang mengenakannya. Sebab, glamorama bagi Miuccia adalah tentang menghidupkan optimisme dan membuat diri bersemangat.
Bias terhadap feminitas memang ada dan nyata. Dan Miuccia dengan caranya mencoba perlahan mengikis bias itu dengan mendampingkan elemen-elemen yang dianggap saling menegasi satu dengan yang lain. Cara yang cukup berhasil ia demonstrasikan di peragaannya. (SIR). Foto: Prada.
Jaket boxy yang dikencangkan dengan gesper dipadankan dengan rok beraksen rumbai. Sementara atasan dengan detail bib-front dihiasi untaian kristal yang tersambung di bagian bahu. Selain itu Miuccia juga menghadirkan hasil iterasinya akan jersey basket—satu lagi pakaian yang identik dengan kelaki-lakian.
Jersey-jersey itu dibuat Miuccia dengan panjang selutut, menjadikannya dress alih-alih atasan. Tak lupa hiasan berupa payet dan kepangan tali-temali sebagai sentuhan feminin, lengkap dengan sepatu hibrid sneaker-boot.
Miuccia juga tak melupakan ciri khas desainnya. Mulai dari jet beading, rok berumbai tebal dengan bordiran, lapisan tulle, hingga motif bunga lotus yang ia buat sebagai bentuk penghormatan akan Viennese Secession Movement. Elemen-elemen yang jika ditilik lebih lanjut memperlihatkan perspektif Miuccia Prada yang konsisten bahwa feminitas bisa sinonim dengan kekuatan dan kuasa. Bahwa pakaian-pakaian yang ia ciptakan sebisa mungkin mendorong kepercayaan diri mereka yang mengenakannya. Sebab, glamorama bagi Miuccia adalah tentang menghidupkan optimisme dan membuat diri bersemangat.
Bias terhadap feminitas memang ada dan nyata. Dan Miuccia dengan caranya mencoba perlahan mengikis bias itu dengan mendampingkan elemen-elemen yang dianggap saling menegasi satu dengan yang lain. Cara yang cukup berhasil ia demonstrasikan di peragaannya. (SIR). Foto: Prada.