Piawai Khayali Dewi Fashion Knights 2024 "New Wave"
Presentasi mode dari Friederich Herman, Studio Jeje, dan Monica Ivena mewakili kelompok New Wave atau jenama-jenama baru yang pertama kalinya hadir di panggung DEWI Fashion Knights.
20 Nov 2024



Tahun ini, dua malam DEWI Fashion Knightsn (DFK) dibagi ke dalam dua tema besar, yaitu New Wave dan Indonesiana, yang digelar di dua malam berbeda. Malam pertama dibuka dengan tiga jenama mode, yaitu Friederich Herman, Studio Jeje, dan Monica Ivena, yang mewakili kelompok New Wave atau jenama-jenama baru yang pertama kalinya hadir di panggung DFK. DFK 2024 "New Wave" mempersembahkan tiga perancang gemilang dalam puncak keterampilan mereka.

 


Friederich Herman menghadirkan koleksi terbaru yang terinspirasi dari film klasik Rosemary's Baby. Desain-desain ready-to-wear yang elegan dan penuh makna ini memadukan nuansa misterius film dengan gaya modern. Film ini dikenal dengan plot cerita dan adegan yang mencekam serta menciptakan rasa tidak nyaman, a cult favorite yang memiliki banyak lapis simbolisasi sinematik dengan presentasi yang chic serta dapat dibilang fashionable.

Jenama ini mereka siluet dalam segala yang mekar dan besar. Pundak-pundak terkembang, laiknya sayap yang rekah; lengan-lengan setelan meraksasa, pun gembung-gembung melembung; setel celana yang hampir kedodoran; aksen akordion yang hampir menutup tubuh. Motif-motif bunga, terkamuflase dengan demikian subtil hingga hampir menjadi lamun ilusi. Menarik bahwa hijau didapuk mendominasi: apakah ini wujud damba kepada bumi yang makmur, loh jinawi? Dalam geometri meraksasa, ksatria ini bersajak dengan lirih.

 


Koleksi perdana Studio Jeje di panggung DFK mengangkat tema Kembang Tujuh Rupa - Perayaan Penuh Sukacita, terinspirasi dari tradisi proses penyucian menggunakan air bunga tujuh rupa dalam budaya Jawa. Unsur bunga, sesuai dengan judul yang dipetik, banyak hadir mewarnai keseluruhan koleksi yang terdiri dari 20 busana. 

Studio Jeje merangkai manik-manik menjadi lirik puitis, demikian cantik, demikian apik. Ikebana yang ini begitu modern, seakan kembang dari kuncup tradisinya. Lembayung pastel tumpah ruah: limun dan fuschia dan turquoise dan pusparagam warna lainnya. Ini adalah setaman buketan yang rekah dalam segala, tidak hanya tujuh, tetapi meratus: beading, bordir, bulu-bulu, struktur, potongan. Hiperbolis dalam siluet dan ornamentasi, anehnya terhirup napas tanpa menjadi memabukkan. Kecuali apabila dahaga bagi lebih banyak kelopak, lebih banyak warna, adalah mabuk yang liyan...


Monica Ivena mendaras puja bagi puan-puan pendahulu. Dengan lembut, Monica Ivena membungkus koleksinya dalam nuansa taman bunga senja, memberinya nama 'Nyonya'. Di balik setiap detail, tersimpan refleksi mendalam tentang keseimbangan yang selalu dicari seorang perempuan: karier, keluarga, dan jati diri.

Birai-birai draperi tulle ditingkahi rinai kristal yang menghujan syahdu; mungkinkah ini yang dikata permata dari air mata? Padma jambu pucat, utpala biru kelabu, dan kumuda gading keemasan, bertangkup sejuk hijau seroja; semua anatomi dari kelopak hingga akar dikonstruksi penuh gilap-gemerlap bordir, beading, fringes. Ada kemegahan dalam palet yang begitu bersahaja, seakan mengingatkan bahwa kadang kala, persembahan terbesar hadir dalam hela-hela yang paling sederhana.

Friederich Herman yang mengelevasi konsep ready-to-wear dengan konsep naratif yang mendalam, sementara Studio Jeje yang memamerkan betapa apiknya pemanfaatan aplikasi detail dan desain kontemporer.  DFK New Wave pun ditutup oleh Monica Ivena yang membawa gaun-gaun couture dengan desain megah memesona. Warna-warni dalam intrikasinya sendiri, demikian masing-masing bersajak akan luhur adibusana kita.

Teks: Akib Aryou Utomo & Mardyana Ulva
Foto: Jakarta Fashion Week

 


Topic

JFW 2025

Author

DEWI INDONESIA