Sebagai sebuah ajang non-profit bagi desainer lokal, setiap tahunnya, Kuala Lumpur Fashion Week selalu menyuguhkan bakat-bakat terbaik dari kancah mode Malaysia. Digelar di Pavilion Kuala Lumpur pada 21-25 Agustus 2019, ajang ini menjadi pagelaran mode paling besar di Negeri Jiran.
Lewat ajang ini juga, Dewi—yang diundang secara khusus sebagai salah satu media partner internasional—diajak untuk menyimak karya para desainer selama tiga hari pada 22-25 Agustus 2019. Disponsori oleh Air Asia, Lexus Malaysia, dan The Ruma Hotel, berikut ini deretan desainer yang sukses menyita perhatian kami.
Untuk musim gugur 2019, Kit Woo mengeksplorasi gaya jalanan yang dekonstruktif beserta eksplorasi material yang luas. Jaket PVC yang bergaya, hingga detail temali ataupun kantung utilitarian sukses memancing perhatian mereka yang menonton peragaannya.
Digawangi duo desainer Malaysia-Indonesia: Sean Loh dan Sheila Agatha, Sean Sheila menawarkan desain yang cukup spesifik di Kuala Lumpur. Sentuhan dekonstruktif hingga permainan detail bordir halus menegaskan duo desainer ini sebagai salah satu label street wear idola di dua negara.
Lewat permainan motif yang dirancang khusus, Hatta Dolmat menyiratkan pemberontakan yang bergaya. Siluetnya kadang feminin dengan sentuhan street-style yang kental, kadang sedikit seksi seperti gaya ikon pop tahun 1990-an.
Merayakan 30 tahunnya dengan Melium Group, Farah Khan membuktikan dirinya sebagai seorang entrepreneur wanita paling sukses di Asia Tenggara. Untuk merayakan itu, Farah Khan juga mempersembahkan koleksi terinspirasi karya Basquiat dengan ciri Farah Khan yang glamor, bertabur manik dan juga pop sesuai dengan karakter labelnya.
Dikenal dengan desainnya yang super feminin, Alia Bastamam bermitra dengan Lexus Malaysia. Warna-warna pupus dan siluet bak dewi Yunani menjadi salah stau benang merah koleksi yang akan diperagakan di Milan Fashion Week tahun ini.
Mengusung tema street-wear yang kental, Pestle and Mortar menggambarkan betapa vibrant gaya jalanan di Malayia. Dengan elemen budaya pop dan juga pengaruh hip-hop yang kuat, label ini seakan memberi penegasan atas kebebasan berekspresi bagi individu.
Terinspirasi dari permen karet, Nabil Volkers menciptakan koleksi yang keseluruhannya didominasi warna pink untuk pria. Koleksi ini seakan menantang standar maskulinitas dari industri tekstil masa lampau di Amerika, saat warna pink diasosiasikan dengan wanita. (Subkhan J. Hakim) Foto: KLFW
Lewat ajang ini juga, Dewi—yang diundang secara khusus sebagai salah satu media partner internasional—diajak untuk menyimak karya para desainer selama tiga hari pada 22-25 Agustus 2019. Disponsori oleh Air Asia, Lexus Malaysia, dan The Ruma Hotel, berikut ini deretan desainer yang sukses menyita perhatian kami.
Kit Woo
Untuk musim gugur 2019, Kit Woo mengeksplorasi gaya jalanan yang dekonstruktif beserta eksplorasi material yang luas. Jaket PVC yang bergaya, hingga detail temali ataupun kantung utilitarian sukses memancing perhatian mereka yang menonton peragaannya.
Sean Sheila
Digawangi duo desainer Malaysia-Indonesia: Sean Loh dan Sheila Agatha, Sean Sheila menawarkan desain yang cukup spesifik di Kuala Lumpur. Sentuhan dekonstruktif hingga permainan detail bordir halus menegaskan duo desainer ini sebagai salah satu label street wear idola di dua negara.
Hatta Dolmat
Lewat permainan motif yang dirancang khusus, Hatta Dolmat menyiratkan pemberontakan yang bergaya. Siluetnya kadang feminin dengan sentuhan street-style yang kental, kadang sedikit seksi seperti gaya ikon pop tahun 1990-an.
Farah Khan
Merayakan 30 tahunnya dengan Melium Group, Farah Khan membuktikan dirinya sebagai seorang entrepreneur wanita paling sukses di Asia Tenggara. Untuk merayakan itu, Farah Khan juga mempersembahkan koleksi terinspirasi karya Basquiat dengan ciri Farah Khan yang glamor, bertabur manik dan juga pop sesuai dengan karakter labelnya.
Alia Bastamam
Dikenal dengan desainnya yang super feminin, Alia Bastamam bermitra dengan Lexus Malaysia. Warna-warna pupus dan siluet bak dewi Yunani menjadi salah stau benang merah koleksi yang akan diperagakan di Milan Fashion Week tahun ini.
Pestle Mortar
Mengusung tema street-wear yang kental, Pestle and Mortar menggambarkan betapa vibrant gaya jalanan di Malayia. Dengan elemen budaya pop dan juga pengaruh hip-hop yang kuat, label ini seakan memberi penegasan atas kebebasan berekspresi bagi individu.
Nabil Volkers
Terinspirasi dari permen karet, Nabil Volkers menciptakan koleksi yang keseluruhannya didominasi warna pink untuk pria. Koleksi ini seakan menantang standar maskulinitas dari industri tekstil masa lampau di Amerika, saat warna pink diasosiasikan dengan wanita. (Subkhan J. Hakim) Foto: KLFW