Pada presentasi kali ini, Maria Grazia Chiuri, sang desainer untuk rumah mode Dior, menuangkan kecintaannya kepada berbagai tarian dan menjadikannya inti dari koleksi spring/summer 19.
Ia mengambil inspirasi dari karya-karya koreografer yang mendefinisikan ulang keindahan tubuh manusia. Selain itu, Dior berkesempatan untuk bekerja sama dengan Sharon Eyal, seorang koreografer ternama, yang mempertunjukkan para penari yang berdansa diantara para model yang melintas.
Koleksi musim semi/panas ini didominasi dengan pakaian berbahan tipis yang rileks. Berbagai potongan bodysuit, tank top, dan jumpsuit didesain dengan warna-warna kulit yang halus. Pakaian-pakaian tersebut dipadankan dengan detil-detil dari potongan baju penari balet. Rok tutu berpotongan pendek maupun panjang yang bervolume memberikan kesan keanggunan nan fleksibilitas pada yang mengenakan.
Berbagai gaun turut melengkapi koleksi ini. Motif kaleidoskop bermunculan di beberapa pakaian, sebagai lambang pergerakan yang seragam menyerupai motif dalam suatu tarian. Motif tersebut dibuat dengan potongan-potongan kecil yang menyerupai kelopak bunga, yang dijahit satu-persatu hingga menyerupai sebuah motif yang besar. Selain itu, Maria Grazia Chiuri juga mendesain beberapa gaun dengan bahan tulle yang tipis, berwarna gradasi dengan teknik tie dye yang amat halus dan anggun.
Koleksi dilengkapi dengan sepatu yang menyerupai sepatu balerina. Pita dikepang dan diikat dari ujung kaki sampai ke pergelangan kaki, yang dipadankan dengan hak sepatu berbahan Plexiglas yang transparan. “It’s not a question of bodily perfection, but of flexibility and strength of movement,” tutur Sharon Eyal. (DP) Foto : Dok. Dior