Di belakang panggung pertunjukkan couture-nya yang terletak di Centre Pompidou Paris, Giambattista Valli memiliki dua gambar besar digantung di dinding untuk selera estetikanya. Salah satunya adalah Le Bain Turc yang dilukis oleh Jean-Auguste-Dominique Ingres, dan satunya lagi adalah sebuah lanskap para model yang sedang bersantai di salon Avenue Marceau milik Yves Saint Laurent pada tahun 1977, sebuah foto yang diabadikan oleh Helmut Newton.
Pertunjukan itu tampaknya menjadi pemenuh kosa kata busana haute couture Valli sendiri. Dalam koleksinya, Valli selalu memandang gambar desain Yves Saint Laurent sebagai inspirasi. Bukan hanya karena dia adalah salah satu dari grand master couture yang tak tertandingi, tetapi juga karena semangatnya benar-benar melayang di Paris Couture Week ini.
Di sini, Valli menemukan rasa keseimbangan yang canggih, mewah, dan juga modern. Terbukti di bagian pertama koleksi ini, di mana gaun didesain pendek dan ketat, lengkap dengan hiasan dan sulaman dari tangan yang terlatih. Volume busana tampak luar biasa—contohnya dalam jubah pouf hitam sutra yang dikenakan di atas minidress mousseline. Dalam efek yin dan yang, tunik kemeja beludru hitam dilengkapi dengan lengan pouf tebal berbahan sutra putih.
Valli memainkan permainan yang saling bertentangan di seluruh koleksi. Dengan pergantian siluet yang rapi, kompak, berkontur dengan hiasan imajinatif, memanjakan kegemarannya akan kembang api couture dalam serangkaian plissé tulle bertingkat atau jubah sutra taffeta de bal dengan panjang yang asimetris. Valli benar-benar dalam kondisi terbaiknya saat ini. Kamus haute couture-nya tidak perlu lagi dipertanyakan. (JLA) Foto: Dok. Giambattista Valli.
Pertunjukan itu tampaknya menjadi pemenuh kosa kata busana haute couture Valli sendiri. Dalam koleksinya, Valli selalu memandang gambar desain Yves Saint Laurent sebagai inspirasi. Bukan hanya karena dia adalah salah satu dari grand master couture yang tak tertandingi, tetapi juga karena semangatnya benar-benar melayang di Paris Couture Week ini.
Di sini, Valli menemukan rasa keseimbangan yang canggih, mewah, dan juga modern. Terbukti di bagian pertama koleksi ini, di mana gaun didesain pendek dan ketat, lengkap dengan hiasan dan sulaman dari tangan yang terlatih. Volume busana tampak luar biasa—contohnya dalam jubah pouf hitam sutra yang dikenakan di atas minidress mousseline. Dalam efek yin dan yang, tunik kemeja beludru hitam dilengkapi dengan lengan pouf tebal berbahan sutra putih.
Valli memainkan permainan yang saling bertentangan di seluruh koleksi. Dengan pergantian siluet yang rapi, kompak, berkontur dengan hiasan imajinatif, memanjakan kegemarannya akan kembang api couture dalam serangkaian plissé tulle bertingkat atau jubah sutra taffeta de bal dengan panjang yang asimetris. Valli benar-benar dalam kondisi terbaiknya saat ini. Kamus haute couture-nya tidak perlu lagi dipertanyakan. (JLA) Foto: Dok. Giambattista Valli.