Sebastian Gunawan dan Cristina Panarese, duo kreatif di balik VOTUM Heritage, menyelami kedalaman motif suku Dayak. Mereka merangkai simbol-simbol dan filosofi yang kaya menjadi sebuah koleksi yang memukau, sebuah persembahan kepada warisan budaya Nusantara.
Panil-panil porselin berwarna gading, dirajah lukis-lukisan bersapu nila dan terakota, yang awalnya menghias dinding-dinding astana Rajasthan; kini menghias helai-helai sutra yang melenggang. Demikianlah rangkum koleksi teranyar Votum Heritage by Sebastian Gunawan dan Cristina Panarese, "Serumpun."
Koleksi ini menghadirkan 50 gaya busana ready-to-wear, menawarkan sebuah keseimbangan antara kenyamanan dan keanggunan. Kain ringan membungkus tubuh dengan lembut, menciptakan kenyamanan sepanjang hari. Perpaduan warna-warna cerah pada motif flora—oranye, kuning, merah, hijau, dan biru—menghiasi latar belakang netral dan gelap, menciptakan kontras yang memukau. Sentuhan feminin dari broderie anglaise dan manik-manik diimbangi dengan potongan yang tegas, menghasilkan tampilan yang anggun dan modern.
Votum Heritage menelusuri benang merah yang mengikat bangsa-bangsa Timur, laiknya penjelajah menjamah Jalur Sutra. Nuansa boho dihela dalam napas yang kental Timur Jauh. Potongan penuh atasan berjubah batwing, terusan dengan rok A-line, gaun pendek dengan lengan lonceng, setelan dua potong berkerah cina, atau kemban bertali spageti.
Gradasi dari gading ke emas, emas ke teal. Larik-larik jingga kunyit, merah safron, dan nila indigo mengingatkan persis kepada pasar-pasar terbuka Jodhpur, Jaipur, Udaipur. Permainan warna yang unik, pun karib, laiknya memoria yang lelap. Sutra yang mendayu-dayu bersanding dengan rajut wol tebal maupun denim yang struktural. Hasilnya adalah balans jelita antara ketegasan dan kelembutan.
Teks: Akib Aryo Utomo & Mardyana Ulva
Foto: dok. Jakarta Fashion Week