Interpretasi “Universal Gentlemen” Finalis LPM Menswear 2019
Tema “Universal Gentlemen” dalam Lomba Perancang Mode (LPM) Menswear 2019 jadi tantangan yang mesti dijawab oleh 10 finalis terpilih. Tiap-tiap perancang muda yang lolos ke tahap final ini lantas menghadirkan interpretasi mereka akan tema itu.
Dalam pembukaannya, Program and Editorial Director Zornia Harisantoso menjelaskan lebih lanjut tentang tema tersebut. “Para peserta diuji untuk menghadirkan koleksi streetwear dengan sensibilitas sartorial untuk menghasilkan keanggunan klasik yang universal,” jelasnya.
Kesepuluh finalis pun menampilkan hasil kreasi terbaik mereka. Beberapa koleksi nampak menarik perhatian. Misalnya koleksi “Matriarch Memories” dari Bima Wijaksana. Didominasi dengan warna beige dan putih, Bima menawarkan pakaian untuk orang-orang muda urban yang bisa dikenakan sehari-hari dengan sensibilitas sartorial. Potongan-potongan pakaian dibuat rapi dan klasik.
Koleksi dari Bima itu pun berhasil menyabet gelar Pemenang Favorit sekaligus Pemenang I LPM Menswear 2019. Sementara di posisi kedua ada Henri Winata dengan koleksi “Street Surface” rancangannya. Lewat koleksi ini Henri menawarkan satu lagi koleksi streetwear kasual dengan aksen print yang dibuat nampak seperti doodle atau orat-oret.
Kemudian di peringkat ketiga ada Rindrianti Septriani yang menghadirkan koleksi “Burning Youth”. Warna-warna tanah dan dusty colors menjadi palet utama koleksinya desainer muda asal Bandung ini. Dalam koleksinya ini ia menghadirkan koleksi parka dan celana dengan desain dan potongan yang unik. Sebagai pelengkap ia juga memberikan aksen print berteknik marbelling dengan warna-warna cerah bersaturasi tinggi, tetapi kontras yang rendah. Hasilnya adalah koleksi yang berani sekaligus tampak understated, sejalan dengan siluet-siluet pakaiannya yang minimalis.
Ketiga pemenang tersebut diumumkan setelah kesepuluh finalis menampilkan koleksi mereka. Tak hanya kesepuluh finalis, menjelang akhir slot pemenang LPM Menswear 2017 Galuh Nurita juga menghadirkan koleksi terbarunya. Selamat bagi para pemenang! (SIR). Foto: GCM Group/Jakarta Fashion Week.
Dalam pembukaannya, Program and Editorial Director Zornia Harisantoso menjelaskan lebih lanjut tentang tema tersebut. “Para peserta diuji untuk menghadirkan koleksi streetwear dengan sensibilitas sartorial untuk menghasilkan keanggunan klasik yang universal,” jelasnya.
Kesepuluh finalis pun menampilkan hasil kreasi terbaik mereka. Beberapa koleksi nampak menarik perhatian. Misalnya koleksi “Matriarch Memories” dari Bima Wijaksana. Didominasi dengan warna beige dan putih, Bima menawarkan pakaian untuk orang-orang muda urban yang bisa dikenakan sehari-hari dengan sensibilitas sartorial. Potongan-potongan pakaian dibuat rapi dan klasik.
Koleksi dari Bima itu pun berhasil menyabet gelar Pemenang Favorit sekaligus Pemenang I LPM Menswear 2019. Sementara di posisi kedua ada Henri Winata dengan koleksi “Street Surface” rancangannya. Lewat koleksi ini Henri menawarkan satu lagi koleksi streetwear kasual dengan aksen print yang dibuat nampak seperti doodle atau orat-oret.
Kemudian di peringkat ketiga ada Rindrianti Septriani yang menghadirkan koleksi “Burning Youth”. Warna-warna tanah dan dusty colors menjadi palet utama koleksinya desainer muda asal Bandung ini. Dalam koleksinya ini ia menghadirkan koleksi parka dan celana dengan desain dan potongan yang unik. Sebagai pelengkap ia juga memberikan aksen print berteknik marbelling dengan warna-warna cerah bersaturasi tinggi, tetapi kontras yang rendah. Hasilnya adalah koleksi yang berani sekaligus tampak understated, sejalan dengan siluet-siluet pakaiannya yang minimalis.
Ketiga pemenang tersebut diumumkan setelah kesepuluh finalis menampilkan koleksi mereka. Tak hanya kesepuluh finalis, menjelang akhir slot pemenang LPM Menswear 2017 Galuh Nurita juga menghadirkan koleksi terbarunya. Selamat bagi para pemenang! (SIR). Foto: GCM Group/Jakarta Fashion Week.
Topic
JFWAuthor
DEWI INDONESIAARTIKEL LAINNYA
HUAWEI meluncurkan HUAWEI Pura70 Ultra dengan teknologi fotografi XMAGE untuk memberikan pengalaman fotografi yang luar biasa....
Kolaborasi Devialet dengan EMTE, TUTU, dan Sejauh Mata Memandangan hadirkan perangkat suara premium untuk hunian Anda...
Optik Seis kini menghadirkan koleksi kacamata terbaru dari Off-White yang tak hanya fungsional, tetapi juga menjadi pernyataan gaya yang berani. ...
Samsara bukanlah sekadar film; karya satu ini merupakan sebuah pengalaman spiritual yang magis dan tak terlupakan...
Pendiri Voneworld, Ivonne Magdalena dan Merlin Soeyanto, menuturkan idealisme di balik kolaborasi dengan ikon mode Heart Evangelista....
DEWI mewawancarai ikon mode global asal Filipina, Heart Evangelista, sembari menjinjing si jantung hati, Heart Bag kolaborasi dengan Voneworld....
