Inovasi Autentik Nicholas Ghesquière dalam Koleksi Musim Gugur/Dingin 2017 Louis Vuitton
Koleksi Louis Vuitton musim gugur/dingin 2017 merangkum referensi dari berbagai sumber, termasuk warisan dari rumah mode tersebut. Hasilnya, tidak ada efek kaku. Sebaliknya siluet yang tercipta cenderung rileks.
28 Sep 2017


1 / 5

Sejak mengepalai tim kreatif rumah mode Louis Vuitton, Nicholas Ghesquière terus-menerus memberikan kejutan yang menyenangkan di setiap perhelatan musim baru. Perpaduan gaya autentik serta inovasi kerap digubah menjadi berbagai interpretasi. Dari situlah gagasan Ghesquière muncul untuk bereksplorasi menghasilkan potongan busana yang abadi dari koleksi musim gugur/dingin 2017. Ia menyingkirkan batasan-batasan yang dianggap saling bertentangan. Seperti imaji akan suasana hiruk pikuk kota dibuatnya melebur bersama suasana pemandangan alam yang tenang, kemudian identitas maskulin yang menjadi selaras dengan feminin, hingga warisan turun temurun yang diolah kembali untuk masa depan.

 

Melalui sebuah presentasi yang digelar di Taipei, Louis Vuitton melansir koleksi anyar ditemani suasana melankolis. Rintik hujan dan rona mendung pada langit menjadi latar pemandangan. Tetapi justru dalam atmosfer yang tercipta membuat presentasi terasa makin menyatu dengan koleksi yang ditampilkan. Deretan manekin berbalut tampilan kunci dari koleksi musim gugur/dingin 2017 menyambut tiap undangan yang baru tiba. Dekorasi yang minimalis dan tanpa sekat, memberi ruang lebih bagi setiap objek, mulai dari busana, tas, hingga aksesori lainnya untuk menunjukkan karakter masing-masing.

 

Refleksi gaya olahraga Amerika secara lantang diusung menjadi tema besar. Koleksi sporty yang seringkali identik dengan kata simpel, kini dipatahkan oleh Ghesquière. Louis Vuitton kali ini lebih agresif menuangkan arti sporty melalui eksplorasi ragam material fantastis. Material kulit, neoprene, tweed, bulu-bulu, dan studs seperti mengambil sendiri tempatnya, membentuk paduan yang harmonis. Ghesquière seakan sedang membayangkan perempuan yang tak peduli pada aturan padu-padan atau batas-batas tertentu. Setengah memberontak, setengah menggoda. Jaket kulit bak pengendara motor hadir dihiasi studs. Sementara lengan gelembung dari siluet boxy yang menyiratkan kesan maskulin tampak tak canggung ketika dipadankan dengan terusan sutra yang begitu feminin.

 

Tak hanya mengambil inspirasi dari olahraga Amerika, koleksi Louis Vuitton ini juga merujuk pada gaya busana kelompok etnis Slavia. Aplikasi bulu-bulu hadir sebagai pernyataan. Membentuk rupa cape yang dipadankan bersama terusan dari material tweed warna-warni dan dibiarkan berpadu dengan material PVC serta renda. Ada pula koleksi bulu-bulu yang ‘membungkus’ rompi dan rok. Selain itu, salah satu bintang utama dari rangkaian koleksi adalah terusan bersiluet lingerie dengan aksen fringe untuk menyiratkan impresi gaya Eropa Timur yang edgy.

 

Ide traveling juga memegang peranan penting untuk ragam aksesori. Seri tas Twist kini hadir meriah dengan sematan pin bergambar vakansi ala Louis Vuitton. Menjadikan identitas baru nan menggemaskan bagi koleksi Twist yang berbalut material kulit epi. Sedangkan untuk koleksi ikonis, seri tas City Steamer turut dirancang ulang dalam konstruksi modern. Tas ini memiliki atribut penting yaitu kualitas terbaik serta atensi utama pada detail terkecil. Mempersatukan unsur kreativitas dan sejarah Louis Vuitton, membuatnya terkenal sebagai tas yang multifungsi. Selain itu, hadir pula sebagai pelengkap koleksi, sepatu bot bertabur studs yang terinspirasi dari trunk LV. Serta transformasi trunk dalam versi mini menjadi tas genggam petite malle yang kini tampil kaya corak. (YK) Foto: Dok. Louis Vuitton

 

 

Author

DEWI INDONESIA