Jujur, saya jarang terpukau dengan koleksi Gucci di bawah arahan Alessandro Michele beberapa musim terakhir. Kecuali di musim-musim awal debutnya yang cukup menarik untuk disaksikan, setelahnya, ya gitu deh. Akan tetapi, itu semua berubah saat secara mendadak, koleksi Gucci Aria dirilis.
Tanpa pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba pemberitahuan soal peragaan ini datang di siang hari yang sama sebelum peragaan ditayangkan. Pokoknya akan spektakuler. Begitu janji yang saya dengar.
Awalnya saya skeptis. Paling hanya arsip Gucci tahun 1970-an dengan penataan gaya penuh layering yang kadang mengingatkan saya akan gaya orang tua keren, begitu pikir saya. Ternyata dugaan saya salah. Koleksi ini bisa jadi salah satu koleksi terbaik Gucci di bawah Alessandro Michele.
Berlebihankah saya? Sayangnya sugar coating bukan ciri khas saya. Jadi, saat saya bilang ini salah satu koleksi terbaik Gucci, ya secara subyektif, begitulah kenyataannya. Saat media sosial ramai soal Gucci x Balenciaga yang ternyata merupakan studi arsip atas brand yang sama-sama berada di bawah naungan Kering selaku pemilik kedua brand itu, saya malah asyik mengamati paduan referensi yang muncul.
Dalam keterangan persnya, Michele menyebut kalau dia terpukau oleh semangat non-konformis Demna Gvasalia selaku Direktur Kreatif Balenciaga, lalu juga beberapa arsip Tom Ford atau bahkan Alexander McQueen juga dengan mudah muncul dalam koleksi ini.
Gucci memang merayakan satu abad perjalanannya. Elemen equestrian, senyawa club Savoy dan sedikit sentuhan bondage muncul secara konsisten dalam koleksi ini. Itu semua berpadu dengan koleksi perhiasan yang dirancang secara apik, dan juga sesuai dengan generasi muda saat ini yang tidak malu-malu untuk memasang tindik di hidung (yes, because they can, and it is totally fine).
Sulit untuk berhenti menonton peragaannya yang terbagi dalam beberapa fase dan berlangsung dinamis dengan permainan set yang memikat. Alessandro Michele tampaknya belajar banyak dari peragaan Gucci Epilogue sebelumnya, yang sebenarnya sangat menarik tapi bisa disebut cukup draggy.
Di sisi lain, Gucci secara komersial juga tengah bangkit kembali usai pandemi. Menyusul beberapa rumah mode di kategori luxury yang kini perlahan juga mulai bangkit usai terkena imbas pandemi. Jika momentum ini berlangsung terus, bukan berarti Gucci akan kembali memimpin segmen ini. (SJH) Foto: Gucci