Beberapa tahun ke belakang kita menyaksikan betapa streetwear menjadi begitu digdaya. Banyak brand yang tadinya tumbuh dalam komunitas-komunitas kecil bertransformasi menjadi powerhouses yang punya daya tawar. Hingga nama-nama besar di dunia high-fashion pun turut melirik segelintir streetwear brand tersebut. Entah untuk berkolaborasi atau mencari inspirasi.
Namun, sebagaimana hal lain dalam hidup, putaran tren gaya “jalanan” sepertinya mulai memasuki akhirnya. Tak bisa dimungkiri memang streetwear ala Supreme dkk akan tetap mempunyai pesoananya sendiri. Akan tetapi kini kita juga melihat betapa para desainer mulai menggali siluet dan pola-pola baru untuk melengkapi penampilan para laki-laki.
Salah satunya dengan mengeksplorasi kembali setelan-setelan jas nan perlente dan membuatnya kembali relevan untuk generasi yang lebih muda. Kita melihatnya di beberapa panggung peragaan busana koleksi Menswear musim ini. Givenchy salah satunya.
Lewat koleksi Givenchy Fall 2020 Menswear ini, Clare Waight Keller mencoba menggali tawaran baru bagi para laki-laki muda modern tentang gaya mereka. Ia menghadirkan pakaian-pakaian dengan jahitan rapi nan necis, terinspirasi dari gaya berpakaian Huber de Givenchy di era 1970an. Gaya yang juga ditampilkan laki-laki modern saat ini seperti Editor British GQ, Luke Day dan Co-Editor majalah Love, Ben Cobb.
Tak hanya itu, Clare juga terinspirasi dari gaya bangsawan India dari awal abad ke-20, Yeshwant Rao Holkar II yang juga dikenal sebagai Maharaja of Indore. Gayanya yang rapi dan modern, berbeda dari gaya bangsawan India pada zaman itu, membekas di benak Clare sesaat setelah mendatangi pameran tentang sang pangeran di Musée des Arts Décoratifs.
Inspirasi tersebut lantas ia terjemahkan dalam bentuk payet dan bordiran untuk setelan-setelan formal. Pakaian-pakaian dengan detail-detail adibusana yang mungkin 20 tahun lalu tak terpikirkan untuk pakaian laki-laki. (SIR). Foto: Givechy.
Namun, sebagaimana hal lain dalam hidup, putaran tren gaya “jalanan” sepertinya mulai memasuki akhirnya. Tak bisa dimungkiri memang streetwear ala Supreme dkk akan tetap mempunyai pesoananya sendiri. Akan tetapi kini kita juga melihat betapa para desainer mulai menggali siluet dan pola-pola baru untuk melengkapi penampilan para laki-laki.
Salah satunya dengan mengeksplorasi kembali setelan-setelan jas nan perlente dan membuatnya kembali relevan untuk generasi yang lebih muda. Kita melihatnya di beberapa panggung peragaan busana koleksi Menswear musim ini. Givenchy salah satunya.
Lewat koleksi Givenchy Fall 2020 Menswear ini, Clare Waight Keller mencoba menggali tawaran baru bagi para laki-laki muda modern tentang gaya mereka. Ia menghadirkan pakaian-pakaian dengan jahitan rapi nan necis, terinspirasi dari gaya berpakaian Huber de Givenchy di era 1970an. Gaya yang juga ditampilkan laki-laki modern saat ini seperti Editor British GQ, Luke Day dan Co-Editor majalah Love, Ben Cobb.
Tak hanya itu, Clare juga terinspirasi dari gaya bangsawan India dari awal abad ke-20, Yeshwant Rao Holkar II yang juga dikenal sebagai Maharaja of Indore. Gayanya yang rapi dan modern, berbeda dari gaya bangsawan India pada zaman itu, membekas di benak Clare sesaat setelah mendatangi pameran tentang sang pangeran di Musée des Arts Décoratifs.
Inspirasi tersebut lantas ia terjemahkan dalam bentuk payet dan bordiran untuk setelan-setelan formal. Pakaian-pakaian dengan detail-detail adibusana yang mungkin 20 tahun lalu tak terpikirkan untuk pakaian laki-laki. (SIR). Foto: Givechy.