Putri duyung, peri, dan Narcissus muncul dalam peragaan mode haute couture Dior untuk musim gugur dan musim dingin 2021. Direktur Kreatif Dior Maria Grazia Chiuri berkolaborasi dengan sutradara Matteo Garrone untuk menggarap sebuah film pendek berdurasi 15 menit sebagai medium presentasi mode adibusana Dior.
Bak cerita dalam buku dongeng, Garrone membawa para penonton untuk masuk dalam sebuah dunia khayal yang surealis di tengah kondisi dunia yang penuh ketidakpastian akibat pandemi. Bukankah dongeng menjadi relevan dan terdengar indah saat kita semua memikirkan bagaimana nasib dunia setelah pandemi terbesar abad ini?
“Citra-citra surealis membuat apa yang sebenarnya tak terlihat menjadi terlihat. Saya tertarik atas misteri dan keajaiban yang juga merasuki ketidakpastian soal masa depan,” kata Chiuri soal koleksinya kali ini dalam keterangan resmi yang dirilis pada Senin, 6 Juni 2020.
Pernyataan Chiuri ada benarnya. Presentasi kali ini membuka mata lebih banyak soal detail savoir-faire dari Dior yang mengagumkan, dan layak dikenakan para dewi dan para peri dari negeri dongeng seperti yang terlihat dalam film pendek karya Garrone.
Toh, Chiuri juga mengulang sebuah formula dan arsip bersejarah couturier Paris di era Perang Dunia II pada 1945-1946 saat koleksi adibusana Prancis dipresentasikan dalam bentuk boneka dalam tajuk Le Theatre du Mode keliling Eropa dan Amerika. Dalam situasi yang kurang lebih sama saat peragaan busana untuk sementara tidak bisa dilangsungkan dengan kehadiran banyak orang, boneka-boneka ini menemukan kembali relevansinya.
Rumah boneka yang digotong dua pria berseragam rapi dibawa berkeliling ‘dunia dongeng’ dan berhasil menyihir banyak peri dan tokoh mitologi untuk memilih gaun terbaik dari Dior. Bayangkan ekspresi mereka saat pertama kali melihat gaun-gaun itu: persis seperti para penonton peragaan busana saat pertama kali melihat koleksi pakaian diperagakan.
Garrone, sang sutradara memang kerap mengeksplorasi tema seputar mitologi Yunani atau bahkan dongeng Italia dalam karya-karyanya. Tale of Tales dan Pinocchio, karya Garrone, merupakan salah dua contoh dari film-film yang dengan kuat menggambarkan pengaruh mitologi Yunani sebagai dasar dari perkembangan budaya barat secara keseluruhan.
Warna-warna yang halus dan cenderung dekat dengan alam menjadi pilihan palet dalam koleksi ini. Lukisan dari seniman surealis Leonora Carrington dan Dorothea Tanning menjadi inspirasi warna dari koleksi ini. Sementara itu, eksplorasi atas femininitas yang berbeda atas berbagai muse dalam karya Lee Miller, Dora Maar dan Jacqueline Lamba menjadi inspirasi utama koleksi ini.
Uniknya, tidak semua tokoh mitologi dalam video ini tertarik dengan adibusana Dior. Dia adalah Si Tampan Narcissus yang lebih memilih melihat bayangan dirinya ketimbang memerhatikan apa yang ada di sekitarnya, termasuk mengalihkan pandangannya dari keajaiban couture Dior. (SUBKHAN J. HAKIM) Foto: Dok DIOR