Di titik ini, khalayak sudah tahu persis koleksi macam apa yang akan ditawarkan Maria Grazia Chiuri untuk Dior. Sejak debutnya sebagai pengarah kreatif Dior pada 2016 silam, Maria memang semacam mematri estetika macam apa yang akan ia hadirkan bagi perempuan pemakai Dior.
Maria juga hampir selalu menyelipkan jargon-jargon feminisme di setiap koleksinya untuk Dior. Tak terkecuali dalam gelaran peragaan koleksi Fall/Winter 2020 Dior rancangannya ini. Memang tak ada kaus-kaus grafis dengan pernyataan tegas, tetapi Maria tetap mengikutkan instalasi seni berupa baliho neon bertuliskan “I Do I; You Do You”.
Gaun-gaun potongan A-line mendominasi koleksi ini, sebagaimana juga kita jumpai di koleksi-koleksi sebelumnya. Namun, kini Maria menghadirkan koleksi dengan kesan lebih kasual ketimbang koleksi-koleksi sebelumnya, terinspirasi dari era 1970an. Salah satunya hadir lewat sentuhan fishnet dan sepatu combat boots yang erat dengan semangat pemberontakan anak-anak muda. Dior juga meneruskan tren fringe yang banyak kita lihat di gelaran Milan Fashion Week Fall 2020 tempo hari dengan menghadirkan versi mereka sendiri.
Era yang sama dengan masa-masa Marc Bohan mengepalai urusan kreatif Dior. Marc adalah pengarah kreatif Dior yang menurut Maria punya paling banyak kesamaan dengannya. Maka koleksi kali ini pun ia buat sebagai tribute kepada desainer Perancis itu dengan menampilkan jaket puffers dengan sematan logo Dior, ragam denim, dan motif kotak-kotak yang membalut setelan khas Bohan.
Secara keseluruhan, koleksi Dior musim ini masih sebagaimana koleksi Dior rancangan Maria Grazia Chiuri di musim-musim sebelumnya. Walaupun rasanya setelah melihat tampilan pembuka Dior, Maria bisa saja mulai bereksperimen menghadirkan setelan-setelan jas untuk perempuan. Mengeksplorasi bentuk-bentuk lain di luar jaket bar Dior yang ikonis. (SIR). Foto: Dior.
Maria juga hampir selalu menyelipkan jargon-jargon feminisme di setiap koleksinya untuk Dior. Tak terkecuali dalam gelaran peragaan koleksi Fall/Winter 2020 Dior rancangannya ini. Memang tak ada kaus-kaus grafis dengan pernyataan tegas, tetapi Maria tetap mengikutkan instalasi seni berupa baliho neon bertuliskan “I Do I; You Do You”.
Gaun-gaun potongan A-line mendominasi koleksi ini, sebagaimana juga kita jumpai di koleksi-koleksi sebelumnya. Namun, kini Maria menghadirkan koleksi dengan kesan lebih kasual ketimbang koleksi-koleksi sebelumnya, terinspirasi dari era 1970an. Salah satunya hadir lewat sentuhan fishnet dan sepatu combat boots yang erat dengan semangat pemberontakan anak-anak muda. Dior juga meneruskan tren fringe yang banyak kita lihat di gelaran Milan Fashion Week Fall 2020 tempo hari dengan menghadirkan versi mereka sendiri.
Era yang sama dengan masa-masa Marc Bohan mengepalai urusan kreatif Dior. Marc adalah pengarah kreatif Dior yang menurut Maria punya paling banyak kesamaan dengannya. Maka koleksi kali ini pun ia buat sebagai tribute kepada desainer Perancis itu dengan menampilkan jaket puffers dengan sematan logo Dior, ragam denim, dan motif kotak-kotak yang membalut setelan khas Bohan.
Secara keseluruhan, koleksi Dior musim ini masih sebagaimana koleksi Dior rancangan Maria Grazia Chiuri di musim-musim sebelumnya. Walaupun rasanya setelah melihat tampilan pembuka Dior, Maria bisa saja mulai bereksperimen menghadirkan setelan-setelan jas untuk perempuan. Mengeksplorasi bentuk-bentuk lain di luar jaket bar Dior yang ikonis. (SIR). Foto: Dior.