Cukup sudah bermain dengan palet monokrom bernuansa gelap. Kali ini Virginie Viard, Direktur Artistik Chanel, seolah sedang terinspirasi oleh warna menantang untuk mengerjakan mahakarya koleksi haute couture Chanel terbaru. Namun bukan dalam satu celupan warna berani yang secara harafiah langsung dituangkan.
Virginie Viard mengaku terinspirasi oleh lukisan dalam mengolah tiap desain di koleksi ini. Bermula dari foto-foto Coco Chanel yang mengenakan terusan hitam putih bergaya 1880-an lalu ia memadukan sentuhan impresionisme ke tiap desainnya tersebut. Hasilnya Viard bak menorehkan percikan warna ke atas warna dasar musim dingin yang redup. Menciptakan keseimbangan yang terlihat apik seperti yang biasa disuguhkan tiap musimnya.
Berlokasi di Palais Galliera, museum fashion di kota Paris yang juga menjadi tempat eksibisi seni untuk Coco Chanel diadakan, Viard turut mengundang para tamu yang mulai mengisi kursi di area depan galeri. Melingkari area yang dibiarkan tanpa dekorasi namun telah megah oleh arsitektur alami.
Model terusan yang dipamerkan pada koleksi ini rupanya juga mengadaptasi teknik sulam serta mereplika bunga lili air untuk menjadi sematan di sana. Jaket tweed harus selalu ada hanya saja kali ini dipercantik lewat aksen bulu berbentuk bunga yang dihiasi palet merah dan merah muda.
Di akhir peragaan, Viard menyelipkan satu gaun pengantin yang dikenakan oleh aktris Margaret Qualley. Yang menarik, bukan warna putih yang menjadi dasar gaun tersebut melainkan merah muda yang amat lembut berpadu dengan veil bertabur manik-manik dan tiara berbentuk pita.
“Saya juga berpikir tentang tema English Gardens. Saya suka memadukan sentuhan Inggris Raya dan gaya Prancis yang kental. Hal ini seperti memadukan gaya maskulin dan feminin seperti yang saya kreasikan di koleksi ini. Kreasi ini betul-betul banyak menggambarkan jati diri saya,” ungkap Viard menutup rangkaian koleksinya tahun ini. (JE) Foto: Chanel.