Chanel Couture Fall 2019: Transisi di Tangan Virginie Viard
Virginie Viard memegang tugas berat, ia punya lubang besar yang harus diisi di rumah mode raksasa Chanel sepeninggal Karl Lagerfeld. Koleksi adibusana musim gugur 2019/2020 ini menunjukkan rasanya transisi itu akan berjalan lambat.
Dibandingkan dengan pagelaran busana oleh Lagerfeld yang kerap up-beat, pagelaran ini terasa lebih tenang dengan suasana yang lebih “santai”. Dengan set perpustakaan raksasa—sebuah tribut untuk dua sosok pendahulunya yang mempunyai kecintaan pada bacaan.
Melihat deretanpiece yang muncul di runway, sepertinya Viard memilih untuk bermain aman. Ia menggunakan formula-formula yang sudah pasti akan memuaskan klien haute couturelangganan Chanel.
Viard banyak menggali arsip-arsip desain yang sudah lebih dulu dikembangkan oleh mademoiselle Coco dan juga Lagerfeld. Seperti coatdress panjang semata kaki berpotongan ramping atau gaun beledu sepan panjang.
Semua pakaian dalam koleksinya itu dieskeskusi dengan sangat baik, membuktikan dirinya seorang yang andal dalam hal teknis produksi. Ini terlihat dari detil-detil pakaian yang dibuat dengan apik. Viard memiliki pengalaman dalam memilih les petite mains—orang-orang yang mengeksekusi detil-detil pada pakaian adibusana.
Dalam koleksi ini kita melihat sentuhan Viard lewat siluet-siluet yang lebih halus dan bervolume ketimbang desain Lagerfeld. Meski demikian, kita masih perlu melihat ke mana visi kreatif Viard akan membawa Chanel.
Secara umum, koleksi Viard ini boleh dibilang aman. Dan mungkin tak ada salahnya Viard mengambil waktu sejenak untuk menentukan visi kreatif Chanel di tangannya. Tugasnya memang cukup berat. Tak seperti rumah mode lain yang telah berkali-kali berganti pengarah kreatif, Chanel merupakan rumah mode yang sepanjang sejarahnya baru memercayakan arahan kreatifnya kepada dua desainer legendaris nan ikonis. (Teks: Shuliya Ratanavara/Foto: Dok. Chanel.)
Dibandingkan dengan pagelaran busana oleh Lagerfeld yang kerap up-beat, pagelaran ini terasa lebih tenang dengan suasana yang lebih “santai”. Dengan set perpustakaan raksasa—sebuah tribut untuk dua sosok pendahulunya yang mempunyai kecintaan pada bacaan.
Melihat deretanpiece yang muncul di runway, sepertinya Viard memilih untuk bermain aman. Ia menggunakan formula-formula yang sudah pasti akan memuaskan klien haute couturelangganan Chanel.
Viard banyak menggali arsip-arsip desain yang sudah lebih dulu dikembangkan oleh mademoiselle Coco dan juga Lagerfeld. Seperti coatdress panjang semata kaki berpotongan ramping atau gaun beledu sepan panjang.
Semua pakaian dalam koleksinya itu dieskeskusi dengan sangat baik, membuktikan dirinya seorang yang andal dalam hal teknis produksi. Ini terlihat dari detil-detil pakaian yang dibuat dengan apik. Viard memiliki pengalaman dalam memilih les petite mains—orang-orang yang mengeksekusi detil-detil pada pakaian adibusana.
Dalam koleksi ini kita melihat sentuhan Viard lewat siluet-siluet yang lebih halus dan bervolume ketimbang desain Lagerfeld. Meski demikian, kita masih perlu melihat ke mana visi kreatif Viard akan membawa Chanel.
Secara umum, koleksi Viard ini boleh dibilang aman. Dan mungkin tak ada salahnya Viard mengambil waktu sejenak untuk menentukan visi kreatif Chanel di tangannya. Tugasnya memang cukup berat. Tak seperti rumah mode lain yang telah berkali-kali berganti pengarah kreatif, Chanel merupakan rumah mode yang sepanjang sejarahnya baru memercayakan arahan kreatifnya kepada dua desainer legendaris nan ikonis. (Teks: Shuliya Ratanavara/Foto: Dok. Chanel.)
Topic
Runway ReportAuthor
DEWI INDONESIAARTIKEL LAINNYA
Fashion Creation Studio CHANEL memadukan sejarah mode dan opera yang dibalut mewah dalam setiap karyanya....
Tampilan alami Tilda Swinton pada parade Chanel membuatnya tak mudah dilupakan....
