Evolusi menjadi tema rancangan Ricardo Tisci untuk koleksi musim/panas 2020 Burberry. “Koleksi ini terinspirasi dari sejarah dan dedikasi kami untuk Burberry di masa depan. Ini adalah sebuah tahapan evolusi bagi Burberry,” kata Tisci dalam catatan koleksinya.
Dalam koleksi ini Tisci menyatakan sudah menemukan visi yang lebih ajeg tentang ke mana brand klasik asal Inggris ini akan dibawanya. Setelah setahun berkenalan dengan sejarah brand serta sang penggagas, Thomas Burberry, sang pengarah kreatif Sudah lebih familiar dengan esensi Burberry. Ini membuatnya lebih nyaman mengeksplorasi desain serta membaurkan visinya dengan esensi brand kebanggaan Inggris itu.
Dari hasil pembacaannya terhadap sejarah rumah mode Inggris itu, Tisci pun menyimpulkan Thomas Burberry merupakan seorang inovator yang romantis dan senang bermimpi. Semangat inilah yang coba ia bawa dalam rancangannya untuk Burberry kali ini.
Gelaran koleksi musim semi Burberry musim ini dibuka dengan deretan setelan-setelan serius. Setelan-setelan warna beige dan abu-abu dibawakan para model diselingi kemeja-kemeja bermotif kehidupan alam serta berhias aksen fringe.
Dari situ, Tisci menggerakkan narasi koleksi musim seminya menjadi tampilan yang lebih modern. Trenchcoat dan jahitan jas klasik khas Burberry dikonstruksi ulang. Jaket-jaket panjang klasik itu ditampilkan dengan cara yang baru. Entah itu dalam potongan asimetris pada bagian depan dan belakang, ataupun sebagai rok tambahan gaun kulit ketat dengan detil layaknya korset. Muncul pula tampilan-tampilan yang lebih kasual, mengambil inspirasi dari tren athleisure yang nampaknya masih belum akan surut.
Inilah evolusi yang ditawarkan Tisci, Burberry yang menawarkan pakaian untuk semua kalangan. Dengan tetap mempertahankan kualitas sartorial yang menjadi ciri khas brand klasik ini, pun motif kotak-kotak dan trenchcoat yang selamanya menjadi ikon rumah mode ini, Tisci menghadirkannya dengan cita rasa lain. (SIR). Foto: Burberry.
Dalam koleksi ini Tisci menyatakan sudah menemukan visi yang lebih ajeg tentang ke mana brand klasik asal Inggris ini akan dibawanya. Setelah setahun berkenalan dengan sejarah brand serta sang penggagas, Thomas Burberry, sang pengarah kreatif Sudah lebih familiar dengan esensi Burberry. Ini membuatnya lebih nyaman mengeksplorasi desain serta membaurkan visinya dengan esensi brand kebanggaan Inggris itu.
Dari hasil pembacaannya terhadap sejarah rumah mode Inggris itu, Tisci pun menyimpulkan Thomas Burberry merupakan seorang inovator yang romantis dan senang bermimpi. Semangat inilah yang coba ia bawa dalam rancangannya untuk Burberry kali ini.
Gelaran koleksi musim semi Burberry musim ini dibuka dengan deretan setelan-setelan serius. Setelan-setelan warna beige dan abu-abu dibawakan para model diselingi kemeja-kemeja bermotif kehidupan alam serta berhias aksen fringe.
Dari situ, Tisci menggerakkan narasi koleksi musim seminya menjadi tampilan yang lebih modern. Trenchcoat dan jahitan jas klasik khas Burberry dikonstruksi ulang. Jaket-jaket panjang klasik itu ditampilkan dengan cara yang baru. Entah itu dalam potongan asimetris pada bagian depan dan belakang, ataupun sebagai rok tambahan gaun kulit ketat dengan detil layaknya korset. Muncul pula tampilan-tampilan yang lebih kasual, mengambil inspirasi dari tren athleisure yang nampaknya masih belum akan surut.
Inilah evolusi yang ditawarkan Tisci, Burberry yang menawarkan pakaian untuk semua kalangan. Dengan tetap mempertahankan kualitas sartorial yang menjadi ciri khas brand klasik ini, pun motif kotak-kotak dan trenchcoat yang selamanya menjadi ikon rumah mode ini, Tisci menghadirkannya dengan cita rasa lain. (SIR). Foto: Burberry.