Pikat Magis Cine-Concert “Samsara” di Jakarta
Samsara bukanlah sekadar film; karya satu ini merupakan sebuah pengalaman spiritual yang magis dan tak terlupakan
18 Dec 2024



Cine-Concert “Samsara” baru saja usai menyapa penikmat seni di Jakarta, pada 13 - 15 Desember 2024 lalu di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Sebelumnya, “Samsara” yang disutradarai oleh Garin Nugroho ini telah sukses memukau para pemirsanya di Esplanade, Singapura, Program Indonesia Bertutur di Bali, dan pembukaan  Jogja-NETPAC Asian Film Festival di Yogyakarta.

Konsep cine-concert dalam "Samsara" sejatinya menyatukan keindahan visual film dengan kekuatan musik live. Wayan Sudirana, seorang maestro gamelan Bali yang juga mendalami berbagai tradisi musik dunia, menciptakan komposisi khusus yang mengiringi narasi film. Sementara itu, Gabber Modus Operandi, duo musik elektronik yang telah berkolaborasi dengan bintang dunia seperti Björk, menyajikan iringan musik modern yang penuh energi. Perpaduan gamelan Bali yang klasik dengan musik elektronik kontemporer menciptakan pengalaman audio yang tak terlupakan.

 


Samsara” bukanlah sekadar film; karya ini merupakan sebuah pengalaman spiritual. Samsara” mengajak penonton untuk merenungkan tentang konsekuensi dari keinginan yang tak terkendali dan pentingnya keseimbangan antara dunia material dan spiritual.

Samsara” sendiri bercerita tentang seorang pria yang terjerumus dalam perjanjian gelap karena obsesinya atas keinginan duniawi. Sang pria berasal dari keluarga miskin yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dicintainya. Ia pun membuat kesepakatan dengan Raja Monyet, melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan, tetapi dalam prosesnya, ia mengutuk istri dan anaknya untuk menderita.

Berakar pada mistisisme Indonesia, Samsara” menghadirkan narasi universal tentang keinginan tak terpuaskan untuk menjadi sesuatu yang bukan diri sendiri. Cine-concert “Samsara” juga memberi gambaran kepada para pemirsanya tentang batas-batas yang siap dilanggar oleh seseorang siap untuk mewujudkan hasratnya itu.

 


Sama seperti pendahulunya, "Setan Jawa" (2017), "Samsara" adalah cine-concert yang mengambil inspirasi dari film-film hitam putih Jerman tahun 1920-an dan wayang kulit. Yang menarik, jika "Setan Jawa" menghadirkan film bisu yang memukau dengan iringan gamelan dan orkestra klasik Barat, "Samsara" menghadirkan inovasi dengan menggunakan musik elektronik yang dinamis dan penuh energi sebagai pengiring visualisasi hitam-putih film yang tayang di layar lebar.
 
Produksi ini menggabungkan musik elektronik dengan elemen-elemen pertunjukan tradisional Bali seperti gamelan, tarian tradisional, topeng, dan wayang kulit. Film dan pertunjukan live ini dibintangi oleh aktor film Indonesia Ario Bayu dan penari Indonesia-Australia Juliet Widyasari Burnett.
 
Setelah pementasan di Jakarta ini, pertunjukan Cine-Concert Samsara akan berkeliling ke banyak negara di tahun 2025 mendatang. Perth, Australia akan menjadi negara pertama digelarnya Cine-Concert Samsara di tahun 2025, yang akan dihelat pada 21 Februari 2025 pukul 20.00 AWST, di Perth Festival, Australia. (MAR)

Foto: dok. Samsara

 

 


Topic

Art

Author

DEWI INDONESIA