Ekspresi Kontemplasi 18 Seniman Mancanegara di Galeri ROH
Galeri ROH menghadirkan pameran bertajuk \"There is no center\" dengan beragam karya dari 18 seniman Indonesia dan mancanegara hingga 13 April 2025
11 Feb 2025



Seniman asal Filipina Bea Camacho menampilkan “Efface”, sebuah pertunjukan durasi tiga hari yang menggugah, dalam pameran "There is no center" di Galeri ROH, Menteng, Jakarta Pusat. Camacho memulai performansnya ini dengan tindakan sederhana: merajut dirinya sendiri menggunakan benang putih hingga tubuhnya sepenuhnya. Terpasang di dinding putih, karpet ini secara bertahap ‘menelan’ tubuh sang seniman, menciptakan ilusi perpaduan antara tubuh dan arsitektur galeri.

Efface” bukan hanya tentang proses fisik, tetapi juga eksplorasi tentang waktu. Ritme tenang dari gerakan berulang ini menciptakan suasana yang meditatif dalam sebuah perjalanan yang transformatif. Setiap menit, setiap jam, menghadirkan perubahan yang halus namun signifikan.

Pertunjukan yang dilakukan Camacho memakai karya Kazuko Miyamoto yang bertajuk “Two Dimensional Accordion” (1978) sebagai latar. Karya yang menghadirkan konstruksi string yang dibuat dengan jalinan benang katun industri ini menjadi salah satu karya yang hadir dalam pameran.

Pameran ini terinspirasi oleh para seniman yang karya-karyanya seringkali terabaikan, yang melakukan revolusi secara lembut namun mendalam dari berbagai sudut pandang. Akan digelar selama 12 minggu, karya-karya di sini mengajak para pengunjung galeri berkontemplasi pada pertanyaan mendasar: bagaimana kita dapat menavigasi dunia tanpa pusat gravitasi? Bagaimana kita bisa memberi ruang bagi kompleksitas dan kontradiksi?

Selama pameran, karya seni dan teks ditampilkan secara bertahap, muncul, berubah, dan bahkan menghilang sepenuhnya. Inti dari pameran ini terletak pada penolakan terhadap dorongan untuk menyederhanakan, untuk mereduksi segala sesuatu menjadi bentuk yang mudah dipahami.

Menolak sentralisasi berarti mengakui kompleksitas dunia yang tak terhentikan dan berlapis-lapis. Di era di mana kendali dan keteraturan seringkali mengorbankan hal-hal yang penting, tak terduga, dan penuh kehidupan, pameran ini mengajak kita untuk merenung dan mencari cara lain untuk memahami dan berinteraksi dengan dunia.

 


Bea Camacho dan Kazuko Miyamoto adalah dua dari 18 seniman yang karyanya ditampilkan dalam pameran ini. Selain mereka, ada pula karya dari Aditya Novali, Albertho Wanma, Budi Santoso, Charwei Tsai, chi too, Kate Newby, Kitty Taniguchi, Mella Jaarsma, Mira Rizki Kurnia, Oototol, Orawan Arunrak, Rab, Raha Raissnia, Tcheu Siong, dan Tith Kanitha. Karya teks dari Denise Lai, Erwin Romulo, Harry Burke, Hung Duong, Innas Tsuroiya, Mara Coson, dan Martin Germann pun ikut menjadi sorotan dalam pameran ini.

Pameran ini digelar selama periode 30 Januari – 13 April 2025.

Teks dan foto: Mardyana Ulva

 


Topic

Art

Author

DEWI INDONESIA