Merayakan momen Hari Perempuan Internasional di tahun 2022, Majalah DEWI, Kearney, Egon Zehnder, dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) bersinergi dalam membahas pentingnya peran perusahaan untuk membina, memberdayakan perempuan dan memberi contoh kepemimpinan yang berdampak. Untuk pertama kalinya, kami menerbitkan studi “Redefining the Future of Work for Women” yang berfokus pada pentingnya hal ini bagi wanita dan langkah yang diambil perusahaan dalam menerjemahkannya; dan membagikannya kepada Anda.
Studi tersebut juga membagikan gagasan dan visi dari sederet pemimpin perempuan di bidang bisnis, teknologi, dan akademis, tentang transformasi tempat kerja yang ideal bagi perempuan, dalam empat tema diskusi yaitu “Attracting,” “Nurturing,” “Retaining Female Talents,” dan “The New Ways of Working.”
Salah satu sosok pemimpin perempuan yang bergabung dalam forum ini dan membahas tentang topik “nurturing” adalah Shirley Santoso, yang saat ini memegang tiga peran penting di Kearney, sebuah firma konsultasi manajemen bertaraf global. Ia mengepalai divisi kepemimpinan, perubahan, dan praktik organisasi Asia Pasifik, menjadi salah satu pimpinan untuk praktik transformasi dan transaksi Kearney Asia, serta menjadi presiden direktur Kearney Indonesia. Berikut ini potongan wawancara Kearney dengan Shirley Santoso, tentang menemukan passion, menjadi pempimpin yang melayani, dan menciptakan peluang-peluang.
Menurut Anda, karakter pemimpin seperti apa yang sebaiknya dikembangkan perusahaan agar ada dalam diri perempuan di organisasinya?
Bagi saya ada dua hal. Pertama, perusahaan harus punya tujuan untuk menuntun para perempuan dalam organisasinya agar bisa menyeimbangkan antara IQ dan EQ, namun tetap menampilkan dirinya yang otentik.
Semenjak pandemi melanda, banyak bisnis yang mengalami transformasi di tengah ketidakpastian, serta isu kesehatan baik fisik maupun mental. Pemimpin yang sesungguhnya harus bisa menavigasikan tantangan ini sambil tetap menginspirasi dan memberi petunjuk pada tim. Penting sekali di masa seperti ini bagi seorang pemimpin untuk memiliki rasa empati pada tim.
Hal kedua yaitu passion, sesuatu yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk menyukai hal yang mereka kerjakan. Passion, memberikan energi dan motivasi untuk itu. Menurut saya organisasi perusahaan harus mengupayakan yang terbaik agar talenta-talenta perempuan yang ada bisa menemukan passion mereka. Caranya bisa dengan memberikan peluang untuk bekerja di area yang berbeda, atau membicarakannya secara terbuka dengan mereka mengenai passion dan purpose mereka.
Bagaimana sebuah organisasi perusahaan memastikan kesuksesan jangka panjang para perempuan yang terlibat di dalamnya?
Pertama, kita harus menyediakan kesempatan yang tepat bagi para perempuan untuk belajar dan berkembang. Saya melihat ini sebagai sebuah bantuan yang memungkinkan mereka untuk menemukan passion—dengan memberikan kesempatan yang tepat, sama saja dengan memberikan kepercayaan diri untuk menjadi pemimpun di area yang yang mereka kuasai secara mendalam dan punya passion di sana. Saya pikir kita perlu berupaya lebih untuk membantu para perempuan di organisasi perusahaan untuk menemukan passion mereka.
Menuntun talenta-talenta perempuan untuk menjadi pemimpin itu esensial sekali, karena saat ini masih sedikit eksistensi perempuan di kursi kepemimpinan. Organisasi perusahaan perlu ambil bagian untuk memastikan para perempuan yang terlibat di dalamnya bisa menjadi pemimpin yang percaya diri, yang mampu mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan mereka secara efektif. Karena itu, mentorship dan sponsorship itu sangatlah penting.
Shirley Santoso juga bicara mengenai sosok role model dan filosofi kepemimpinan yang bisa menuntun talenta perempuan lebih berkembang di tempat kerja. Unduh wawancara lengkap Shirley Santoso dengan Kearney di sini.
Pastikan juga untuk bergabung dalam forum diskusi online bertajuk “Transforming the Future of Work for Women” yang akan digelar pada Rabu, 9 Maret 2022 pukul 8.30 WIB. Klik di sini untuk mendaftar dan mengikuti pembahasan lebih lanjut mengenai topik tersebut.
MARDYANA ULVA
Foto: Kearney