“Seorang pemeran yang baik tidak ditentukan dari talenta yang dimilikinya, melainkan konsistensi, kegigihan, dan kedisiplinan,” ungkap Raline Shah tentang kualitas yang dibutuhkan seorang pemain peran. Ia pun kian giat berlatih, belajar, banyak membaca, serta berusaha untuk tetap terhubung dengan dirinya sendiri dan yang terjadi di sekitarnya.
Dara yang satu ini pun tak ragu menempuh berbagai kelas di sekolah-sekolah seni peran ternama di Los Angeles seperti The Lee Strasberg Theatre & Film Institute, The Sanford Meisner Center, dan Stella Adler Academy of Acting & Theatre. Di tengah itu semua, sesekali ia kembali ke Indonesia untuk mengurus bisnis kedai kopi bersama empat sahabatnya, Kisaku, serta berbagai kegiatan sosial dari yayasan amal miliknya.
Kepada Dewi, Raline sangat antusias menceritakan pengalamannya belajar berbagai metode akting baru. Mulai dari teknik Meisner yang membuatnya berimajinasi dan berakting secara naluriah mengikuti lingkungan sekitarnya, teknik Stanislavski yang mengharuskannya menciptakan karakter sendiri, menganalisis skenario secara mendalam, bahkan hingga melakukan stand-up comedy dan berimprovisasi tanpa script.
“Semua latihan tersebut membantu saya menemukan kekuatan dan juga kelemahan sebagai aktris. Apalagi saya tidak pernah benar-benar berkesempatan belajar di dalam grup bersama aktor dan aktris lainnya sejak awal karier film saya di Indonesia,” tuturnya dengan mata berbinar-binar.
Semangat belajar Raline Shah memang menggebu-gebu. Lebih lanjut ia menceritakan baginya proses belajar tak melulu soal mengetahui hal baru, tetapi juga melakukan evaluasi atau unlearning beberapa hal yang menurutnya salah ia pelajari selama ini. Akting yang kurang natural, tidak melakukan analisis skenario menyeluruh, dan juga tidak melakukan penjiwaan karakter secara konsisten adalah beberapa di antaranya.
Untuk terus maju dan belajar ia punya mantranya sendiri, start where you are, do what you can, use what you have. “Saya menerima sepenuhnya diri sendiri dengan segala kelebihan dan kelemahan yang saya miliki, karena saya harus mulai dari apa yang saya miliki,” ia menjelaskan dengan antusias tentang filosofinya.
Antusiasme belajarnya masih tinggi. Tak heran dalam dua hingga tiga tahun ke depan Raline masih akan lebih sering berdomisili di Los Angeles. Namun, tujuannya di kota para selebritas itu bukan karena ingin go international. Berkarya dan berkesian di Tanah Air tetap menjadi cita-citanya.
“Misi saya tetap bermain film di Indonesia, menjadi seniman Indonesia yang lebih baik lagi, dan berusaha bagaimana membawa seni yang ada di Indonesia ke taraf yang lebih tinggi,” ungkap perempuan yang terpilih mewakili Indonesia untuk kategori The Most Inspiring Asian Woman of 2019 dalam E! People's Choice Awards 2019.
(STEPHANIE MAMONTO)
FOTO: AGUS SANTOSO YANG
RETOUCHER: TOPHER KOPER
PENGARAH GAYA: ERIN METASARI
BUSANA: SAPTO DJOJOKARTIKO, STELLA RISSA
AKSESORI: PATCHARAVIPA
TATA RIAS: BUBAH ALFIAN
TATA RAMBUT: ADE RAGIL
SATWA KOLEKSI: TAMAN MINI INDONESIA INDAH
Topic
Cover StoryAuthor
DEWI INDONESIA
RUNWAY REPORT
Laras Alam Dalam DEWI's Luxe Market: "Suara Bumi"
RUNWAY REPORT
Mengkaji Kejayaan Sriwijaya Bersama PT Pupuk Indonesia