Memasuki penghujung tahun 2022, DEWI berbincang dengan beberapa sosok tentang berbagai hal mendalam, termasuk soal passion dalam bekerja. Aktor Reza Rahadian pun bercerita tentang passion dalam seni peran yang digelutinya. Sama-sama menikmati akting di depan kamera maupun di atas panggung teater, aktor kelahiran 5 Maret 1987 ini menganggap adalah sebuah privilese bisa memilih untuk menggeluti bidang sesuai panggilan hatinya.
Dewi Magazine (DEWI): hai Reza, apa kabar? Sedang sibuk persiapan pementasan ya?
Reza Rahadian (REZA): hai, kabarku baik, dan yes, betul, saat ini sedang persiapan pementasan teater silang media “Setelah Lewat Djam Malam.”
DEWI: Wah, kembali akting di panggung teater, ya. Menurut pengalamanmu, seberapa berbeda akting untuk teater dan film?
REZA: saya belajar seni peran lewat panggung teater, dan menurut saya, ini merupakan salah satu core, atau akar, yang paling dasar di seni peran itu sendiri yang memang lahirnya melalui seni peran di atas panggung. Menurut saya yang membedakan itu perkara proyeksinya, ya, bagaimana lakon itu dihadirkan kepada pemirsanya.
Akting di atas panggung, maka sebagai aktor maka pola bertuturnya langsung ke penonton, dan suaranya harus diproyeksikan dengan volume yang lebih keras karena ada penonton yang jauh di sana. Tidak ada cut di berbagai adegan seperti yang ada di film, ya—yang juga melalui proses editing dulu sebelum disajikan untuk audience-nya.
DEWI: bagaimana dengan menjalani keduanya, apa yang berbeda antara enjoyment saat akting untuk film dengan ketika berperan di atas panggung?
REZA: saya menikmati keduanya, karena keduanya saya geluti secara aktif sampai saat ini. Saya rasa selama 7-8 tahun terakhir ini selalu ada pertunjukan yang saya kerjakan, yang melibatkan saya dalam produksi teater. Hadirnya pertunjukan “Setelah Lewat Djam Malam” merupakan kembalinya saya ke panggung teater di tahun ini. Saya membuka tahun ini dengan akting di teater, dan menutup tahun 2022 dengan pertunjukan silang media ini.
DEWI: apakah bisa dibilang bahwa akting di teater itu complementing akting di film dan sebaliknya?
REZA: Yes it is very complementing, karena buat saya proses akting di panggung sebagai akar tadi, memberi kedalaman yang berbeda ketika saya mengeksplorasi suatu karakter yang akan saya potret untuk film. Kedalaman karakternya, kedalaman jiwanya, dan lain-lain, ya.
DEWI: menurutmu, apakah memiliki passion yang kuat pada hal yang kita geluti itu cukup untuk bisa bertahan di sana?
I don’t think it’s enough. Buat saya strategi itu penting, kemudian goals itu juga bagi saya menjadi sangat penting. Tentu passion adalah salah satu faktor yang mendukung semuanya tapi itu aja nggak cukup. Semua itu harus didorong dengan berbagai bentuk upaya ya; ada kerja keras, kerja cerdas juga.
Menurut saya, tentu hidup jadi lebih bermakna kalau kita mengerjakan hal sesuai passion. Cuma saya yakin passion saja tak cukup. Ya, nggak mungkin, pasti ada strateginya apalagi kalau kita bicara karier yang tujuannya adalah untuk jangka panjang berada di dalamnya, ya.
DEWI: Harus nggak sih kita bertahan di satu profesi karena passion?
Berkaca ke diri saya sendiri, saya menganggap bahwa saya adalah satu dari sekian orang beruntung yang bisa mengerjakan, atau bekerja di satu bidang yang saya punya passion di situ. Saya tahu tidak semua orang bisa punya pilihan seperti saya ini. Ada orang-orang yang bekerja karena mereka harus bekerja, dan bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan itu merupakan satu-satunya peluang yang mereka miliki.
"Saya menganggap bahwa saya adalah satu dari sekian orang beruntung yang bisa mengerjakan, atau bekerja di satu bidang yang saya punya passion di situ."
Bisa melakukan hal sesuai passion, berkarya dan berkarier di bidang sesuai passion… hal-hal seperti itu sungguh sebuah anugerah yang patut disyukuri. Kita orang-orang yang beruntung untuk punya pilihan, untuk bisa menggeluti panggilan hati.
Lalu apakah kita perlu stay di sana selamanya? Atau harus stay sampai kapan? Itu balik lagi ke kondisi atau fase hidup seseorang yang mengalaminya. Punya pilihan kah kita untuk stay? Kalau iya, tentu kita sangat beruntung; tetapi jika tidak, rasanya tidak salah juga untuk mengambil jalan tengah yang memang diperlukan.
MARDYANA ULVA
Foto: Instagram/officialpilarez
Topic
CelebrityAuthor
DEWI INDONESIA
RUNWAY REPORT
Laras Alam Dalam DEWI's Luxe Market: "Suara Bumi"
RUNWAY REPORT
Mengkaji Kejayaan Sriwijaya Bersama PT Pupuk Indonesia