Tidak hanya bisnis, tetapi Reino Barack sendiri memang mempunyai darah Jepang mengalir dalam hidupnya. Ibunya berasal dari negeri sakura dan ayahnya yang mempunyai darah campuran Jepang dan Indonesia. “Kalau ditanya saya orang apa, ya mungkin saya akan menjawab saya orang Jepang,” Ujar Reino. Sejak kecil, ia menonton film Jepang, makan makanan Jepang, dan dididik oleh ibu yang orang Jepang. Normalnya, ia tumbuh dewasa seperti pria Jepang. Ditambah lagi ia banyak bekerja dengan orang Jepang. “Rekan saya pernah mengatakan Reino-san itu lebih Jepang dari orang Jepang.” Ia bercerita. Pasalnya, menurut sang rekan, pemuda Jepang seusia Reino tidak lagi memiliki karakter seperti dirinya.
Yang paling kontras adalah kedisiplinan yang ada di Indonesia dan di Jepang. “Saya tidak bilang mana yang lebih baik karena Jepang itu luar biasa ekstrim disiplinnya. Kereta terlambat datang 20 detik saja sudah dikategorikan terlambat.” Ujarnya. Yang kedua, ia kembali bicara soal makanan. DI Jepang, karena bahan bakunya sudah bagus, makan sushi cukup dengan saus soyu. “Kita tahu rasa, tekstur, dan bau ikannya. Sama juga dengan daging dan udang. Bahkan nasi pun begitu,” Reino membeberkan.
Sementara di Indonesia, menurut pengamatannya, tidak demikian. Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang subur semestinya sangat kaya dengan bahan baku. Namun banyak bahan baku tersebut seperti kopi, cokelat, karet, minyak, daging, diekspor ke manca negara. Celakanya setelah mereka olah, bahan-bahan tersebut kembali kita beli dengan harga yang jauh lebih tinggi. “Dampaknya ke konsumen,” ujarnya. Ditambah pula dengan budaya kita yang memasak bergelimang rempah. “Seperti makan rendang, ambil bumbunya saja,?tidak perlu dagingnya sudah enak. Setuju tidak?” Dari semua itu, tidak ada kebiasaan yang paling benar karena menurutnya inilah indahnya perbedaan dan kekayaan budaya Jepang dan Indonesia. “I am blessed to know both.” (NTF) foto: Dok. Istimewa