Sejak tahun lalu, Marsha Timothy ditawarkan oleh Happy Salma untuk bermain teater dalam lakon Perempuan Perempuan Chairil yang diproduksi oleh Titimangsa Foundation. “Awalnya memang tertarik karena penasaran ingin mencoba. Sedikit khawatir dan ragu juga karena belum pernah bermain di teater. Tapi banyak orang yang meyakinkan saya. Lagipula tidak ada salahnya mencoba,” kisahnya. Satu kali bermain ternyata membuatnya ketagihan. Ada kepuasan berbeda yang bahkan sulit ia jelaskan ketika menyelesaikan pertunjukkan. Lakon keduanya berjudul Bunga Penutup Abad, yang disana ia berperan sebagai Nyai Ontosoroh menggantikan Happy Salma yang telah dua kali memerankannya. Di mata Marsha, Nyai Ontosoroh merupakan peran yang sulit terutama bagaimana ia menggambarkan semangat dari karakternya yang memang sangat kuat dan luar biasa.
Berperan dalam medium berbeda seperti panggung teater, tidak sesederhana menghafal naskah dan bersandiwara secara langsung di depan penonton. Di samping itu, Marsha tahu betul bahwa ia adalah pemain baru dalam dunia teater dan lakon-lakon yang lain. Maka dari itu, ia memutuskan waktu 3,5 bulan untuk berlatih, mulai dari fisik hingga suara.”Apa yang kita sampaikan harus jelas dan dan emosi juga harus sampai ke penonton yang duduk dari depan sampai balkon nan jauh disana.” Kata Marsha sambil tak lupa mengucap syukur atas kepuasan penonton akan permainannya. (WHY) Foto: Anton Ismael