Seorang perempuan Italia datang ke Indonesia pada tahun 1950-an setelah bertemu dengan prajurit Indonesia di pelabuhan Livorno. Mereka menikah dan membangun keluarga kecil di Indonesia. Perempuan itu yang kemudian dikenal banyak orang dengan panggilan Oma Elly.
Selama hidupnya, Oma Elly suka memasak. “Oma adalah orang yang paling hangat dan baik,” ujar Chef Andry Susanto, cucu oma Elly. Meskipun telah tiada, sosok Oma Elly dijaga dan dihidupkan sepenuh hati dalam sebuah restoran private dining dan delivery yang menyajikan makanan Italia dari resep turun temurun Oma. Semula, konsep Oma Elly hanya delivery lasagna dan tiramisu. Lalu berkembang menawarkan pengalaman private dining di mana tamu dapat menikmati enam menu spesial sambil mendapat pengalaman unik dan intim.
Tentunya, dalam situasi di tengah wabah COVID-19 seperti ini, Oma Elly melakukan adaptasi. “Dari awal Maret, kami menghentikan sementara private dining dan membuat menu delivery lebih beragam. Jika dulu hanya lasagna dan tiramisu, sekarang ada pasta hingga piza. Responsnya bagus. Tinggal bagaimana kami menyesuaikan dengan hal teknis. Kami harus lebih gesit buat sistem dan SOP (Standard Operating Procedure),” ujar Andry yang sempat bergelut dalam dunia fotografi.
Sejak kecil Andry telah dekat dengan kegiatan memasak. Ketika tinggal di Australia, setiap minggu ia bersama Oma Elly selalu memasak. Selama di sana, ia pernah bekerja di beberapa restoran mulai dari menjadi pelayan, sommelier, dan bagian dapur. Namun, sepulangnya ke Indonesia ia tidak lantas meneruskan keinginannya untuk terus bekerja di dunia kuliner secara profesional. Walau begitu ia terus memasak untuk keperluan pribadi. Permintaan lasagna dari teman-teman istrinya di grup Whatsapp jadi titik awal kebangkitan Oma Elly lewat rasa. “Bagi saya, restoran Oma Elly hadir untuk tetap memelihara kenangan tentangnya (Oma) tetap hidup. Saat awal mulai orang bilang, kalau mereka makan lasagna dari Oma Elly, itu membuat saya sangat senang dan jadi emosional. Setiap namanya disebut, saya merasa ia masih ada,” kata pria yang juga aktif sebagai konsultan branding.
Pengaruh Oma Elly membuat Andry tumbuh besar bersama masakan Italia. Ditambah pengalaman dan pengetahuannya, hal itu menumbuhkan sesuatu yang baru, mungkin seperti sebuah kepercayaan terhadap makanan Italia. “Kalau kita lihat, setiap makanan daerah di Italia itu bukan sepenuhnya tradisional. Mereka mengunakan bahan-bahan yang ada disekitarnya. Misalnya, Spaghetti Alle Vongole dari Liguria yang katanya tidak boleh pakai keju. Sebenarnya bukannya tidak boleh pakai keju. Tapi, karena daerah Liguria di pinggir laut dan dahulu tidak ada susu atau keju,” ia menjelaskan.