Di tengah pergerakan cepat kehidupan perhotelan, ada satu nama yang mulai bersinar. Jennifer Chenggish, seorang perempuan dengan semangat yang tak tergoyahkan, telah menempuh perjalanan panjang dan menantang dalam industri yang menuntut dedikasi serta hati yang tulus. Namanya tak hanya dikenal karena dedikasi yang dia berikan, tetapi juga karena cerita hidupnya yang penuh inspirasi.
Jennifer memulai kariernya dengan sebuah langkah sederhana, langkah yang diambil dari hati yang penuh dengan cinta terhadap pekerjaannya. Sejak bergabung dengan Marriott International pada tahun 2017, dia tahu bahwa dirinya berada di tempat yang tepat. Ketika pertama kali mengenal budaya perusahaan, hatinya terpikat oleh nilai yang dijunjung Marriott, yaitu “Put People First”. Sebuah prinsip yang sejalan dengan nilai-nilai yang dia pelajari sejak kecil di keluarga. Baginya, bekerja di industri perhotelan bukan sekadar memenuhi tugas, melainkan sebuah panggilan jiwa.
Langkah kecil itu berlanjut menjadi perjalanan yang memukau. Dari sekadar menjadi pekerja harian hingga akhirnya memegang peran penting di bagian Front Office Supervisor di Four Points by Sheraton Surabaya. Jennifer berhasil menunjukkan bahwa dedikasi dan cinta terhadap pekerjaan mampu membuka banyak pintu kesempatan. Kondisinya yang didiagnosa dengan polio sejak usia dini tak menghalangi langkahnya dalam berkarir. Setiap hari, dia bukan hanya membantu tamu check-in dan check-out, tapi juga memastikan bahwa setiap tamu merasa nyaman dan diistimewakan. Jennifer menyadari betapa pentingnya menganalisa kebutuhan tamu sebelum mereka datang, memberikan sentuhan personal pada setiap pengalaman menginap. Baginya, senyum bahagia tamu adalah kepuasan terbesar yang tidak bisa diukur dengan apapun.
Jennifer tak pernah menyangka bahwa perjalanan panjang ini akan membawanya ke panggung global. Tahun 2024 menjadi momen bersejarah bagi Jennifer. Ia dianugerahi gelar J. Willard Marriott Award of Excellence 2024, sebuah penghargaan prestisius yang hanya diberikan kepada individu dengan dedikasi luar biasa.
Ketika kabar itu datang, Jennifer sempat merasa tak layak. “Aku ini siapa?” pikirnya, merasa kecil di antara pemenang lain yang telah bekerja puluhan tahun. Namun, saat berdiri di antara para pemenang dari berbagai negara, hatinya mulai memahami satu hal yang penting: penghargaan ini bukan hanya tentang siapa yang paling lama bekerja, tetapi tentang bagaimana setiap orang, termasuk dirinya, dapat membawa perubahan positif.
Di tengah kesibukannya mempersiapkan pidato untuk menerima penghargaan Jennifer terus mencari makna dari kemenangnnya, Jennifer kemudian menemukan jawabannya di bandara, saat berbincang santai dengan direktur HR-nya sesaat sebelum terbang ke Negeri Paman Sam. Bahwa mungkin, kemenangan ini bukan hanya untuk dirinya, tapi sebagai pesan bahwa setiap orang, dengan segala keterbatasan sekalipun, dapat meraih impian mereka jika mereka percaya dan terus berusaha.
Sepulangnya dari Amerika Serikat, Jennifer membawa semangat baru. Baginya, penghargaan ini merupakan sebuahawal, bukan akhir. Sebuah tanggung jawab untuk terus belajar, berkembang, dan menjadi lebih baik. Jennifer menyadari bahwa penghargaan ini memberikan beban baru—pertanyaan tentang apakah dia benar-benar pantas menerimanya. Namun, alih-alih terjebak dalam keraguan, dia memilih untuk melihatnya sebagai peluang untuk terus maju dan menginspirasi orang lain.
Ketika ditanya tentang peran perempuan di industri perhotelan, Jennifer dengan bangga mengatakan bahwa kini kesempatan terbuka lebar. Marriott International, dengan komitmennya terhadap kesetaraan gender dan program “Women in Leadership,” telah memberikan wadah bagi perempuan untuk meraih posisi kepemimpinan tanpa memandang latar belakang. “Semua orang punya kesempatan yang sama,” katanya, dengan senyum yang tulus.
Jennifer Chenggish adalah cerminan bahwa dalam setiap langkah, sekecil apapun, tersimpan potensi untuk mengubah dunia. Dengan cinta pada pekerjaan, dedikasi tanpa batas, dan keyakinan pada nilai-nilai kemanusiaan, Jennifer telah menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah halangan, melainkan peluang untuk tumbuh dan menginspirasi. Setiap harinya, dia terus belajar dan berkembang, dengan harapan dapat membawa perubahan yang lebih baik, bukan hanya bagi dirinya sendiri, tapi juga bagi orang lain.
“Di atas langit masih ada langit,” katanya dengan bijak, mengingatkan kita semua bahwa perjalanan untuk menjadi lebih baik adalah perjalanan yang tiada akhir.
FIRYAL SHABIRAH
Foto: Dok. DEWI, Marriott