“Satu hal yang membuat saya sangat excited adalah I have this talented guy hahahaha,” kata Sherina, sedikit bercanda banyak seriusnya. “Aku bisa melihat kamu memainkan peran yang seru-seru dan menghidupi cerita-ceritaku,” katanya langsung kepada Baskara. Yang diajak bicara hanya geleng-geleng kepala.
“Sherina tuh gemas banget karena dia punya banyak cerita di kepalanya. Banyak banget yang ingin ia sampaikan. Tapi yang kadang-kadang nyebelinnya gitu, dia bisa membuat suatu cerita demi membuat saya melakukan sesuatu,” lanjut Baskara. Lalu mengalirlah cerita tentang rencana membuat cerita mengenai perenang yang ingin dibuat Sherina untuk diperankan Baskara demi membuat yang bersangkutan berlatih renang lebih rajin.
Kemungkinan-kemungkinan keduanya bekerja bersama memang terbuka semakin lebar. Bukan hanya dalam hal kesempatan, tetapi juga peran yang mungkin diambil masing-masing. Kolaborasi keduanya bisa jadi tidak berhenti antara pembuat cerita dan aktor yang menjadi muse. Apalagi dengan ketertarikan Baskara yang kian tumbuh terhadap industri film.
“Sekarang saya mempelajari proses di balik layar dan menyambungkannya dengan dunia kuliah dulu, yaitu manajemen. Ternyata [industri] film ini masih rimba banget hukumnya, jam kerjanya,” jelasnya. Hasil obervasinya itu kemudian membuat ia tertarik untuk mengulik lebih dalam tentang perencanaan dan proses produksi film.
Baskara memang punya kecenderungan tertarik dengan proses mewujudkan sesuatu. Entah itu film atau rencana perjalanan. Lain halnya dengan Sherina yang selalu tenggelam dalam cerita. Baik dalam memilih lokasi travelling atau dalam membuat suatu karya. “That’s it, saya ini planner dan Bas itu eksekutor!” Seru Sherina seperti disambar suatu kesadaran baru. Itu yang membuat kolaborasi antara keduanya terasa begitu alami tanpa pretensi.
Simpulan itu tercetus ketika kami berbicara tentang destinasi travelling impian keduanya. Pasangan ini memang punya kesenangan yang sama untuk menjelajahi dunia. Meskipun punya cara yang berbeda dalam menentukan pilihan. Mesir adalah tujuan dambaan Sher, sapaan akrab perempuan yang telah akrab dengan dunia seni peran sejak umur 10 tahun itu. “Saya suka sekali dengan cerita-cerita Mesir kuno, dewa-dewi beserta kuil-kuilnya, hieroglifnya,” jelasnya.
Sementara, Tajikistan adalah destinasi impian Baskara. Lanskap alam menjadi daya pikat negeri tersebut bagi Baskara. Dan dari caranya menceritakan, betul kata Sherina, ia sudah tahu persis bagaimana mereka akan ke sana suatu hari nanti dan apa saja yang akan keduanya lakukan di sana. Selain itu, keduanya juga punya impian paling ultimate: untuk keliling dunia dengan mengendarai van. “Menyebrang Cina untuk sampai ke Eropa, tentu saja Bas yang akan menyetir hahaha. Itu kami bahkan sudah membuat itinerary-nya,” kata Sherina antusias. Jika kejadian, apakah akan berbuah film dokumenter juga? “Hahahaha maybe, maybe,” sahut Sherina singkat.
Teks: Shuliya Ratanavara | Foto: Ikmal Awfar | Pengarah Gaya: Erin Metasari | Busana: Friederich Herman, Amot Syamsuri Muda, Wilsen Willim | Rias Wajah: Priscilla Rasjid | Rias Rambut: Chikie Vers
Seluruh tim dan talent yang terlibat pada pemotretan ini melakukan tes PCR bekerjasama dengan GSI Lab.