Filosofi Hidup Asmara, Hannah, Kelly, Marissa, dan Tara
Hidup sebagai public figure kerap membuat para selebritas melupakan makna hidup yang dijalani, ini dia filosofi hidup Asmara Abigail, Hannah Al Rashid, Kelly Tandiono, Marssa Anita, dan Tara Basro dalam menjalani kehidupan.
12 Aug 2019


Tara Basro, Hannah Al Rashid, Kelly Tandiono, Asmara Abigail, dan Marissa Anita.


“Carilah kebahagiaan dalam hal-hal kecil,” begitu kata buku-buku self-help pun caption pelengkap unggahan Instagram. Bahagia memang menjadi tujuan hidup banyak orang. Termasuk pula bagi Asmara Abigail, Hannah Al Rashid, Kelly Tandiono, Marissa Anita, dan Tara Basro.
 
Mereka memiliki filosofinya masing-masing untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia, yang terpenuhi. Asmara memilih untuk mempercayai intuisinya. “Sebenarnya kita mengetahui apa yang kita mau. Jiwa kita akan terus mencari, namun kita tetap harus memperjuangkan apa yang kita percayai,” ujarnya.
 
Sementara Kelly berpegang teguh pada menikmati proses kehidupan dan menolak untuk menyerah. Cepatnya ritme hidup di kota besar, yang dibantu dengan kecanggihan teknologi, memang terkadang membuat kita lupa untuk menikmati sebuah proses. Padahal langkah-langkah kecil, terjatuh, dan kemudian bangkit kembali adalah rangkaian yang akan membentuk diri kita.
 
“Progres adalah suatu hal yang penting, karena pada saat remaja saya cenderung terlalu mengkritik diri sendiri. Padahal, sangatlah penting untuk menikmati proses yang terjadi, dengan begitu kita akan dapat lebih bersyukur,” kata Tara mengamini filosofi Kelly.
 
Marissa punya istilah lain untuk sikap menikmati proses ini, “go with the flow”. Ia mengatakan selama ini ia mengikuti apa saja yang terjadi dalam kehidupannya. Tanpa disadari, ini menjadi filosofinya. Kehidupan kariernya pun ia jalani seperti itu.
 
Lain lagi dengan Hannah yang menerjemahkan tujuan hidupnya dalam doa-doa. Ada empat hal yang Hannah minta setiap harinya, yaitu agar ia menjadi orang yang adil, jujur, baik, dan sabar. Awalnya ia hanya memanjatkan doa demi kebaikan dan kesabaran. Lalu setel setelah terjun ke dunia aktivisme, ia pun turut menambahkan keadilan dalam daftar doanya. “Kita perlu keseimbangan,” ujarnya. Kemudian, setelah ‘kenyang’ menerima hujatan, daftar doanya lagi-lagi bertambah untuk memohon kesabaran.
 
 
(Teks: Nofi Triana Firman, Auli Hadi, Wahyu Septiyani/Foto: Ig Raditya Bramantya)
 

 


Topic

Profile

Author

DEWI INDONESIA