Hidup itu berputar dan kondisi yang kita alami akan silih berganti. Nggak mungkin kita selamanya ada di satu kondisi tanpa ada perubahan ke arah yang lebih baik. Bagiku, perubahan itu sendiri adalah proses yang perlu dilalui; termasuk perubahan dari yang sering insecure karena kondisi kulit, hingga akhirnya bisa sadar dan menerima bahwa kondisi kulit itu tidak selamanya mulus—and that’s okay.
Sebagai content creator, salah satu pekerjaan yang harus kulakukan yaitu mencoba berbagai produk skincare dan make-up. Risikonya tentu saja masalah kulit, kalau ternyata ada produk yang tidak cocok dan berpengaruh negatif, kulitku jadi berjerawat.
"… dari yang sering insecure karena kondisi kulit, hingga akhirnya bisa sadar dan menerima bahwa kondisi kulit itu tidak selamanya mulus—and that’s okay."
I’d be lying if I said kondisi kulit tidak mempengaruhi kondisi psikologis diri saya, karena wajah saya adalah hal pertama yang dilihat publik sebagai content creator di media sosial. Yang jadi tantangan adalah menyaring komentar orang-orang di internet supaya tidak terlalu kuambil hati. Masalahnya, kan, saat ini orang-orang bisa saja pakai identitas anonim di media sosial, sehingga orang-orang—khususnya sesama wanita—lebih mudah melontarkan komentar negatif yang sebenarnya tidak perlu kepada orang lain, yang menurut mereka tidak sesuai dengan standar kecantikan pada umumnya.
Ada masanya aku merasa iri dengan orang-orang yang punya kondisi genetik lebih baik, dalam artian kulitnya tidak terlalu sensitif seperti kulitku yang lebih mudah berjerawat. Ada kalanya pula jadi minder dan dingin kepada pasangan. Namun kalau sebagian orang lain—terutama di media sosial—seringnya menghakimi dan bikin makin down, pasangan selalu memberikan afirmasi positif bahwa aku tetap cantik apa adanya. Dia nggak pernah mempermasalahkan kondisi kulitku meski sedang parah-parahnya. It helps to be affirmed that I’m still worthy to be loved despite my skin condition.
"It helps to be affirmed that I’m still worthy to be loved despite my skin condition."
Dukungan dari support system juga yang membantuku untuk bangkit lagi dan melakukan upaya yang bisa kulakukan untuk memperbaiki kondisi kulitku, ketimbang sekadar merasa insecure. Meski ada beberapa komentar negatif di media sosial yang menghakimi kondisi kulitku ketika sedang bermasalah, ada lebih banyak lagi yang kurasa lebih empati dan suportif. Karena alasan ini juga aku menggunakan kesempatan ketika sedang berada di titik terendah untuk berbagi, untuk saling menguatkan audience aku yang mungkin sedang struggle dengan kondisi sepertiku.
Peran support system juga sangat penting untuk membantu mengingatkan bahwa diri ini masih berharga apapun kondisi kulit kita. Dukungan-dukungan itu juga membuatku sadar, layaknya hari-hari, ada kondisi good days dan bad days, dan aku selalu mengingatkan diriku bad days don’t last forever.
Aku jadi menerima bahwa ini kondisi yang berubah-ubah. Di satu waktu kulitku bisa mulus, sementara di lain waktu berjerawat, dan itu normal. Sebisa mungkin aku juga membiasakan diri untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain, dan lebih memilih untuk fokus dengan hal-hal yang bisa aku lakukan untuk improve kondisi kulit aku sendiri, misalnya pakai skincare sesuai dengan kondisi kulit.
Untuk skincare pagi hari aku rutin memakai BHA exfoliating toner, salicylic acid, moisturizer, sunscreen, dan lip balm. Sementara untuk malam hari, skincare yang aku pakai antara lain hydrating toner, skincare yang mengandung hyaluronic acid dan tretinoin, moisturizer/sleep mask, dan lip balm. Selain itu, apabila diperlukan aku juga akan ke klinik kecantikan sebulan sekali untuk perawatan laser, peeling, dan lain sebagainya.
Saat ini aku sudah berada di titik untuk bisa menerima kondisi kulit apa adanya, bahwa kulit aku mungkin tidak akan pernah bisa konsisten mulus. Aku sudah nggak membandingkan diri dengan orang lain dan tenggelam dalam perasaan insecure. Bagi yang saat ini masih berproses menuju penerimaan diri, tentu akan jatuh-bangunnya. Kadang tidak mudah menerima diri ketika sedang tidak berada di kondisi ideal, tapi selalu untuk fokus ke hal-hal yang bisa terus kita improve, ya!
Andrea Gunawan adalah seorang aktivis kesehatan reproduksi dan content creator. Andrea bicara tentang cinta, seks, dan relationship dengan jujur melalui Instagram-nya di @catwomanizer. Andrea juga kerap memantik diskusi lintas platform yang dikenal sebagai Real Talk by Andrea
Dituturkan langsung oleh Andrea Gunawan
Editor: Mardyana Ulva
Foto: dok. pribadi
Peran support system juga sangat penting untuk membantu mengingatkan bahwa diri ini masih berharga apapun kondisi kulit kita. Dukungan-dukungan itu juga membuatku sadar, layaknya hari-hari, ada kondisi good days dan bad days, dan aku selalu mengingatkan diriku bad days don’t last forever.
Aku jadi menerima bahwa ini kondisi yang berubah-ubah. Di satu waktu kulitku bisa mulus, sementara di lain waktu berjerawat, dan itu normal. Sebisa mungkin aku juga membiasakan diri untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain, dan lebih memilih untuk fokus dengan hal-hal yang bisa aku lakukan untuk improve kondisi kulit aku sendiri, misalnya pakai skincare sesuai dengan kondisi kulit.
Untuk skincare pagi hari aku rutin memakai BHA exfoliating toner, salicylic acid, moisturizer, sunscreen, dan lip balm. Sementara untuk malam hari, skincare yang aku pakai antara lain hydrating toner, skincare yang mengandung hyaluronic acid dan tretinoin, moisturizer/sleep mask, dan lip balm. Selain itu, apabila diperlukan aku juga akan ke klinik kecantikan sebulan sekali untuk perawatan laser, peeling, dan lain sebagainya.
Saat ini aku sudah berada di titik untuk bisa menerima kondisi kulit apa adanya, bahwa kulit aku mungkin tidak akan pernah bisa konsisten mulus. Aku sudah nggak membandingkan diri dengan orang lain dan tenggelam dalam perasaan insecure. Bagi yang saat ini masih berproses menuju penerimaan diri, tentu akan jatuh-bangunnya. Kadang tidak mudah menerima diri ketika sedang tidak berada di kondisi ideal, tapi selalu untuk fokus ke hal-hal yang bisa terus kita improve, ya!
Andrea Gunawan adalah seorang aktivis kesehatan reproduksi dan content creator. Andrea bicara tentang cinta, seks, dan relationship dengan jujur melalui Instagram-nya di @catwomanizer. Andrea juga kerap memantik diskusi lintas platform yang dikenal sebagai Real Talk by Andrea
Dituturkan langsung oleh Andrea Gunawan
Editor: Mardyana Ulva
Foto: dok. pribadi