Karya sastra Inggris kerap memikat pembacanya dengan kata-kata yang begitu puitis. Desainer asal Inggris, Kim Jones, adalah salah satu sosok yang terpikat oleh betapa puitisnya karya sastra Inggris, terutama pada sekelompok penulis dan seniman yang dikenal sebagai The Bloomsbury Set. Beberapa anggota kelompok ini antara lain pelukis Vanessa Bell, Duncan Grant dan Roger Fry serta para penulis seperti Clive Bell, dan Virginia Woolf, yang menjadi inspirasi dalam koleksi debut Jones untuk Fendi yang dipresentasikan di Palais Brongniart di Paris pada 27 Januari 2021 lalu. Baru-baru ini Jones juga meluncurkan sebuah buku bertajuk “The Fendi Sets,” yang menuturkan secara visual perjalanan artistiknya yang banyak dipengaruhi kelompok sastrawan dan seniman tersebut.
Sebuah langkah besar
Pada September 2020 lalu, Jones didapuk untuk memimpin lini couture dan womenswear Fendi, menggantikan posisi Karl Lagerfeld yang tutup usia pada Februari tahun sebelumnya. Bergabungnya Jones di rumah mode ini pun menandai era baru bagi merek berpengaruh asal Italia tersebut. Ini juga merupakan sebuah langkah besar dalam karier Kim Jones. Sebelumnya, desainer kelahiran 11 September 1973 ini lebih dikenal sebagai perancang busana pria, dengan pengalamannya di beragam high profile brands yang sudah tak asing lagi seperti Dunhill, Louis Vuitton, Mulberry, Alexander McQueen, Hugo Boss, Iceberg, Topman, dan Uniqlo.Koleksi perdana Jones untuk Fendi tersebut tak hanya menjadi pertama kali baginya secara resmi merancang busana wanita, tetapi juga karya adibusana. Kepada British Vogue, Jones berkata bahwa pengalamannya merancang koleksi ini hampir seperti autobiografi, menyebut bahwa referensi karyanya terasa sangat personal. Pentingnya momentum ini serta kedekatan Jones dengan karya dari The Bloomsbury Set ini pun melahirkan karya visual yang begitu menawan.
Refleksi autobiografi
Keterpikatan Jones pada kelompok The Bloomsbury Set yang akhirnya melahirkan buku bertajuk "The Fendi Set" ini berawal dari pengalaman masa kecilnya di Lewes, di Sussex, Inggris Selatan. Kota kecil di Sussex Timur ini letaknya berdampingan dengan Rodmell dan Filrle, area pedesaan yang merupakan tempat tinggal bagi The Bloomsbury Set dan para penerusnya. Ia mengenang pertama kali dirinya mengetahui tentang kelompok seniman tersebut.
“Umur saya sekitar 14 tahun ketika saya mengetahui tentang mereka,” kenang Jones. “Sebagai seorang remaja, saya mengunjungi Lewes bersama keluarga, dan kami pindah ke sana saat saya berusia 16 tahun. Suasana di sana terbilang bohemian, dan di sana teman-teman saya sering mendiskusikan soal kelompok Bloomsbury dan Virginia Woolf.”
Pertemuan dua kisah
Ada kesamaan antara Fendi dan The Bloomsbury Sets yang mengilhami koleksi monumental Jones ini. Kelompok seniman dan penulis tersebut pernah bepergian ke Roma dan Tuscany di Italia—yang juga merupakan tempat kelahiran rumah mode Fendi di tahun 1925—untuk mencari inspirasi dari seni bersejarah serta karya keramik yang mereka kumpulkan selama perjalanan tersebut. ‘Warisan’ dari Fendi dan The Bloomsbury Set itulah yang dihadirkan oleh Jones yang berkolaborasi dengan fotografer Nikolai von Bismarck dalam buku “The Fendi Set” ini.
Karya kolaborasi The Fendi Set ini menghadirkan kolase visual yang multi-tekstur dan berlapis. Atmosfer visual dalam buku ini begitu memikat nan romantis bagai menengok ke sebuah album foto dari Victorian Era. Setiap bagiannya dikerjakan dengan teknik mencetak serta jenis kertas yang berbeda, bagai karya adibusana dalam bentuk buku.
Pengalaman menikmatinya pun seperti jukstaposisi antara salinan surat-surat serta tulisan jurnal pribadi para seniman yang tergabung di The Bloomsbury Set dengan foto-foto pada muse yang dibidik dengan lensa kamera von Bismarck. Indah dan artistik, Anda pun akan terpesona dengan visualisasi yang dihadirkan seperti sang desainer yang terpikat oleh pesona dua ‘rumah’ bersejarah: Fendi dan The Bloomsbury Set.
MARDYANA ULVA
Foto: Fendi, Vogue