Setelah sukses dengan koleksi busana siap pakai yang digandrungi oleh para pecinta fashion Tanah Air, Jeffry Tan memberi gebrakan baru lewat luncuran koleksi sepatu. Koleksi yang baru ia rilis di penghujung tahun lalu kabarnya terinspirasi dari 3 kota besar dunia favoritnya; Paris, Bali, dan Tokyo. Masing-masing lini mewakili karakteristik sepatu yang ia kreasikan, dirancang sesuai dengan keunikan tiap destinasi mulai dari keindahan arsitektur hingga budaya dan nuansa yang khas.
Dewi berkesempatan mewawancarai Jeffry Tan soal rilisan sepatu teranyarnya tersebut yang juga diciptakan tak hanya untuk para perempuan melainkan anak-anak agar bisa tampil seirama dengan Ibu mereka.
Dewi (D): Mengapa tertarik merancang koleksi sepatu dengan konsep twinning?
Jeffry Tan (JT): Dikarenakan pengalaman beberapa koleksi sepatu sebelumnya, para pelanggan saya suka sekali mendandani anak perempuan mereka yang berusia 4-12 tahun.
D: Mengapa Anda begitu terinspirasi dengan Paris, Bali, dan Tokyo dan bagaimana proses kreatif ini dimulai?
JT: Proses inspirasi dan desain dimulai di awal tahun 2021 dari kerinduan saya akan traveling. Saya mengilas balik kota-kota favorit dan merasa terobati walau hanya melihat koleksi foto-foto lama. Hal tersebut juga memberi pengaruh positif dalam beraktifitas. Proses desain dan prototipe sempat diulang beberapa kali untuk mendapatkan bentuk, siluet dan detail yang senapas dengan vibe yang di berikan di masing masing destinasi.
D: Apa perbedaan yang Anda rasa paling mencolok ketika mendesain pakaian dan sepatu?
JT: Teknis dan konstruksinya berbeda sekali. Tantangannya tentu karena sepatu harus didesain sesuai dengan aneka bentuk kaki dan ukuran yang lebih bervariasi. Materialnya juga lebih keras dari pakaian namun pada saat yang bersamaan bagaimana kita harus tetap mengutamakan kenyamanan, fungsionalitas dan ketahanannya.
D: Bagaimana Anda mendeskripsikan masing-masing lini?
JT: Paris, Bali dan Tokyo adalah tiga kota favorit yang selalu memberi inspirasi dalam berkarya.
Saya belajar soal fashion dengan teknik Parisian. Banyak juga desainer yang berbasis di Paris memberi pengaruh dalam karir saya. Kota Paris sendiri bagi saya adalah lambang makna elegan dan glamor.
Bali selalu memberikan kesan yang santai, memberi ruang untuk berhenti dan menikmati waktu.
Dua kota itu adalah kontradiksi yang selalu saya gali dalam merancang sebuah koleksi. Karakter perempuan yang kuat, elegan dalam balutan tailored jumpsuit ataupun glamor dengan drape dress, namun mereka tetap terlihat santai dan terkesan effortless. Mereka dapat menikmati malam di Paris, ataupun matahari terbenam di Bali dengan pakaian yang sama.
Di sisi lain, keunikan budaya Jepang, filosofi dan teknik dalam sebuah kimono mengajarkan saya estetika detail. Tokyo dan cara berpakaiannya yang berani dan eksploratif dalam bentuk, tekstur, warna begitu menginspirasi.
D: Apa yang ada di benak ketika harus mengungkapkan koleksi sepatu ini secara garis besar?
JT: Koleksi sepatu ini merupakan koleksi yang dapat menjangkau customer dengan berbagai karakter gaya yang berbeda. Sebuah koleksi yang juga tersedia dalam beberapa pilihan warna, dan harga yang sangat menarik.
D: Apa yang membedakan koleksi sepatu ini dengan label lain?
JT: Interpretasi teknik dan filosofi membuat pakaian saya terapkan di koleksi sepatu ini. Mulai dari teknik cut-out dan beadings di sepatu Paris, dan origami lipat dan simpul di kimono pada koleksi Tokyo, serta twinning ibu dan anak menjadi highlight untuk koleksi sepatu terbaru ini.
Seluruh koleksi sepatu ini sudah dapat dijangkau dan dibeli lewat situs www.jeffrytan.com/store. (JE) Foto: Jeffry Tan.