Perjalanan ke Afrika menjadi insipirasi utama Direktur Kreatif Lanivatti, Nicoline Patricia Malina untuk menciptakan koleksi bertajuk Beyond Borders. Nicoline, yang dikenal luas sebagai fotografer mode di Indonesia berupaya menyuguhkan label mode terbarunya bagi penggemar mode di Indonesia dalam sentuhan gaya yang sedikit spesifik.
Unsur utilitarian muncul dalam tampilan dengan banyak kantong, aksen serut dan tali temali hingga setelan safari bak petualang. Warna yang dipilih pun sebagian merupakan warna-warna alam mulai dari hijau zaitun, cokelat, kuning mustard, hingga krem.
“Lanivatti memiliki misi untuk membuat Anda mengepak lebih ringan dan tampil dengan lebih banyak gaya. Kami menciptakan pakaian dengan desain yang versatile dengan bahan yang nyaman dan ramah untuk dipakai bepergian sekaligus ramah untuk bumi,” kata Nicoline dalam keterangan persnya, Rabu, 22 Januari 2020.
Menurut Nicoline, inspirasi utama dari Lanivatti banyak muncul dari destinasi dan budaya yang bisa dilihat saat bepergian dan melambangkan kebebasan dalam sentuhan vintage yang dicampurkan dengan siluet yang canggih. “Kami percaya kalau mode bisa sangat bergaya dan mudah diakses oleh konsumen tanpa mengeksploitasi manusia dan juga bumi dalam prosesnya,” ujar Nicoline.
Dalam koleksi ini, Nicoline berkolaborasi dengan Lenzing selaku produsen serat biodegradable Tencel yang memiliki tekstur yang nyaman bagi kulit. Serat ini memiliki karakteristik yang menyerupai katun dan kini mulai banyak digunakan oleh sejumlah label lokal. (SJH) Foto: BCW
Unsur utilitarian muncul dalam tampilan dengan banyak kantong, aksen serut dan tali temali hingga setelan safari bak petualang. Warna yang dipilih pun sebagian merupakan warna-warna alam mulai dari hijau zaitun, cokelat, kuning mustard, hingga krem.
“Lanivatti memiliki misi untuk membuat Anda mengepak lebih ringan dan tampil dengan lebih banyak gaya. Kami menciptakan pakaian dengan desain yang versatile dengan bahan yang nyaman dan ramah untuk dipakai bepergian sekaligus ramah untuk bumi,” kata Nicoline dalam keterangan persnya, Rabu, 22 Januari 2020.
Menurut Nicoline, inspirasi utama dari Lanivatti banyak muncul dari destinasi dan budaya yang bisa dilihat saat bepergian dan melambangkan kebebasan dalam sentuhan vintage yang dicampurkan dengan siluet yang canggih. “Kami percaya kalau mode bisa sangat bergaya dan mudah diakses oleh konsumen tanpa mengeksploitasi manusia dan juga bumi dalam prosesnya,” ujar Nicoline.
Dalam koleksi ini, Nicoline berkolaborasi dengan Lenzing selaku produsen serat biodegradable Tencel yang memiliki tekstur yang nyaman bagi kulit. Serat ini memiliki karakteristik yang menyerupai katun dan kini mulai banyak digunakan oleh sejumlah label lokal. (SJH) Foto: BCW